Jakarta, katasulsel.com — Begitu nama Andi Syaqira diumumkan lolos Top 10 Dangdut Academy 7, sorak studio pecah. Tapi ada yang lebih cepat pecah: telepon genggam milik Ilham Junaedy.
Tak menunggu lama, ia langsung bereaksi dengan melapor. “Pak, Syaqira lolos Top 10!” Pesan itu ditujukan ke orang nomor satu Sidrap. Kepada Bupati, Syaharuddin Alrif (Syahar).
Di Sidrap, kabar itu tak sekadar jadi berita hiburan. Itu jadi laporan resmi. Bupati juga menyambutnya dengan bangga. “Capaian ini tidak mudah. Ia sudah melewati lebih dari 30 kontestan lain dari berbagai provinsi. Ini kebanggaan masyarakat Sidrap, bahkan Sulsel,” ujarnya.
Sejak awal kontes, Ilham memang ditugaskan khusus oleh Bupati untuk mendampingi Syaqira. Ia setia di balik layar: selalu meminta petunjuk sebelum sang bintang tampil, dan melapor setelah penampilan selesai. “Kerja keras IJ luar biasa. Syaqira tidak pernah sendiri di Jakarta. Ada Sidrap yang menjaganya,” kata Bupati lagi.
Perjalanan Syaqira tak mulus begitu saja. Di penampilan pertama, ia mencuri perhatian dengan Standing Ovation tiga juri, plus lima bintang penuh. Malam berikutnya lebih dahsyat lagi. Membawakan lagu Goyah, ciptaan Suto Pranto yang dipopulerkan Rita Sugiarto, Syaqira tampil nyaris sempurna. Saat itulah namanya resmi dipanggil sebagai bagian dari Top 10.
Dan setiap kali selesai tampil, Syaqira selalu menyelipkan satu hal penting: ucapan terima kasih. Untuk Bupati yang selalu mendoakan, untuk Ilham Junaedy yang setia mendampingi, untuk pendukung yang hadir langsung di studio, dan untuk seluruh masyarakat yang bersuara dari seantero nusantara.
Kini, dukungan tak lagi datang hanya dari Sidrap. Orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia rela datang ke Jakarta hanya untuk melihat langsung Syaqira di Studio 5 Indosiar. Sementara itu, di kampung halaman, masyarakat Sidrap menjadikan momen ini sebagai bukti bahwa anak muda daerah bisa menembus panggung nasional.
Bupati menyebut, “Syaqira adalah salah satu kebanggaan Sidrap.” Dan malam itu, laporan Ilham Junaedy kepada Bupati bukan sekadar kabar. Itu adalah catatan sejarah kecil: bagaimana satu suara emas bisa menghubungkan panggung Jakarta dengan ruang kerja seorang bupati di Sidrap. (*)
Reporter: Wahyu Widodo – Jakarta
Tidak ada komentar