Oleh: Edy Basri
Namun, di balik ketenangan malam itu, ada sekelompok orang yang memilih tetap terjaga.
Mereka bukan sedang menikmati kopi di posko, atau bercengkerama di kantor.
Mereka adalah Unit Resmob Sat Reskrim Polres Sidrap — tim yang malam itu bergerak senyap, menyusuri jalanan dalam misi menjaga keamanan dan memastikan ketenangan itu tetap terjaga.
Saya selalu tertarik dengan pekerjaan yang dilakukan di saat orang lain sedang tidur. Ada sesuatu yang jujur di sana. Tidak ada tepuk tangan. Tidak ada panggung. Tidak ada kamera televisi.
Buktinya, kegiatan mereka baru terpublis hari ini, Senin, 6 Oktober 2025. Itupun, saya yang mendesaknya untuk dinaikkan juga di media agar publik tahu.
Ya, di situlah letak nilai sebenarnya…, dan inilah perjalanannya.
Malam itu, Resmob Sidrap bergerak. Dari SPBU Majelling di Jalan Pare–Pare, mereka menuju kantor DPRD Kabupaten Sidrap di Pangkajene.
Dari situ, mereka singgah di Bank BNI di Jalan Jenderal Sudirman, lalu melintas ke poros Rappang, sebelum berhenti di Taman Usman Isa — taman yang di siang hari penuh anak muda, dan di malam hari penuh kemungkinan.
Mereka bukan sedang mencari siapa-siapa. Tapi berjaga, agar tidak ada yang perlu dicari nanti.
Jam menunjukkan pukul 23.30. Sebuah motor melintas dengan kecepatan di atas normal. Polisi menepi. Tidak ada pengejaran. Hanya tatapan. Dan kadang, tatapan itu sudah cukup.
“Kami hanya ingin orang merasa aman,” kata seorang anggota, suaranya pelan tapi jelas.
Saya melihatnya seperti ini:
Resmob itu seperti antivirus. Kalau mereka bekerja dengan baik, kita bahkan tidak sadar mereka ada. Tapi ketika mereka tidak bekerja, barulah kita tahu betapa pentingnya mereka.
Malam semakin larut. Sidrap semakin sunyi. Hanya lampu jalan dan dengung mesin kendaraan yang tersisa.
Patroli itu berakhir pukul satu dini hari. Tidak ada laporan penangkapan. Tidak ada drama. Hanya satu kalimat pendek dalam laporan resmi: “Situasi aman dan kondusif.”
Kalimat itu mungkin terdengar dingin. Tapi di baliknya ada sesuatu yang hangat: rasa aman yang tidak bisa diukur dengan data.
Bersambung……..
Tidak ada komentar