Lokakarya dan Festival Rakyat di Maros, Mahasiswa Unhas Dorong Inovasi Peternakan Berkelanjutan
MAROS, Katasulsel.com — Semangat kolaborasi antara kampus dan masyarakat kembali terasa di pelosok Kabupaten Maros. Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HIMAKAHA) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menutup program Program Penguatan Kapasitas (PPK) ORMAWA dengan kegiatan Lokakarya dan Festival Rakyat Pattiro Deceng, Minggu (5/10/2025), di Lapangan Andi Baso, Kelurahan Cempaniga, Kecamatan Camba.
Kegiatan ini menjadi puncak dari perjalanan panjang mahasiswa Unhas di Desa Pattiro Deceng—sebuah desa yang selama tiga bulan terakhir menjadi ruang belajar bersama antara ilmu dan kehidupan masyarakat.
Program PPK ORMAWA HIMAKAHA berfokus pada peningkatan kapasitas peternak, pengolahan hasil ternak, serta penerapan inovasi teknologi sederhana untuk mendukung keberlanjutan sektor peternakan rakyat.
Acara dibuka secara resmi oleh Ir. H. Taufiq, S.Pt., M.Si., IPU., Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi inisiatif mahasiswa yang turut mengambil peran dalam memperkuat sektor peternakan berbasis masyarakat.
“Kegiatan ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga hadir memberi solusi nyata bagi masyarakat. Ini bentuk kontribusi akademik yang patut diapresiasi,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan diawali dengan Lokakarya dan Diskusi Reflektif, yang memaparkan hasil kerja mahasiswa selama program berlangsung. Sejumlah inovasi sederhana seperti pengolahan pakan fermentasi dan manajemen kesehatan hewan diperkenalkan kepada masyarakat.
Tak berhenti di situ, suasana Lapangan Andi Baso berubah meriah saat digelar Kontes Hewan Ternak Tingkat Kecamatan Camba. Para peternak lokal menampilkan sapi dan kambing terbaik mereka. Lomba ini bukan sekadar adu kualitas, melainkan wadah edukasi dan apresiasi atas kerja keras peternak.
Sebagai penutup, masyarakat bergembira dalam Festival Rakyat Pattiro Deceng yang menampilkan berbagai lomba rakyat, termasuk layang-layang dan kuliner desa.
Festival ini menjadi ruang kebersamaan, tempat warga, mahasiswa, dan aparat desa saling berinteraksi dalam suasana penuh keakraban.
Bersambung…
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar