Rabu, 22 Okt 2025

Energi Berdaulat dari Sidrap untuk Indonesia Kuat

Katasulsel.com
21 Okt 2025 13:35
3 menit membaca

Penulis: Edy Basri

Saya tiba pagi itu di Kabupaten Sidrap, ketika kabut tipis masih menggantung di atas deretan turbin raksasa di punggung bukit Pabbaresseng.

Dari kejauhan, baling-baling raksasa itu berputar pelan, menimbulkan dengung halus yang berpadu dengan aroma tanah basah.

Di sinilah, di jantung Sulawesi Selatan, mimpi tentang swasembada energi itu mulai terasa bukan lagi jargon, tapi nyata.

Angin yang dulu hanya jadi bahan obrolan nelayan di Soppeng Riaja, kini menjadi listrik yang mengaliri rumah-rumah dan bengkel kecil di pinggiran Rappang.

Saya melihat sendiri bagaimana warung kopi milik Daeng Arman, di tepi jalan poros Sidrap–Enrekang, kini tak lagi khawatir listrik padam saat pelanggan ramai.

“Kalau dulu, malam sedikit lampu sudah redup. Sekarang? Saya malah pasang charger station kecil buat motor listrik warga,” katanya sambil tersenyum bangga.

Itu baru satu potongan kecil dari cerita besar bernama Energi Berdaulat untuk Indonesia Kuat. Sebuah upaya yang di Sidrap terasa hidup — bukan sekadar proyek, tapi gerakan yang mengubah cara orang berpikir tentang energi: dari sekadar pengguna, menjadi penggerak.

Saya menelusuri jalan ke arah Desa Mattirotasi. Di sana, lahan-lahan tadah hujan kini disulap menjadi kebun panel surya milik kelompok tani.

Mereka menamainya “Listrik Sawah”, karena panel-panel itu bukan hanya menggerakkan pompa air, tapi juga menyuplai daya untuk mesin perontok padi dan pengering gabah.

“Kami tak lagi bergantung pada BBM,” ujar Nur Aisyah, Ketua Kelompok Tani Bunga Lestari. “Harga solar naik, kami tidak panik. Sinar matahari tetap gratis.”

Kemandirian energi dari hulu ke hilir memang menjadi kunci. Dari potensi alam seperti angin dan matahari, Sidrap mulai menata langkah menuju energi primer domestik yang bisa menopang sektor hilir. Di kantor pemerintah daerah setempat, saya bertemu Bupati Syaharuddin Alrif, yang menuturkan dengan antusias:

“Kita tidak lagi bicara hanya tentang listrik. Ini tentang gaya hidup baru. Tentang elektrifikasi pertanian, transportasi, bahkan rumah tangga. Kalau dulu kita bicara ketahanan pangan, sekarang kita bicara ketahanan energi.”

Dan memang, gaya hidup elektrifikasi mulai tumbuh di kalangan muda Sidrap. Di bengkel kecil di Watang Sidenreng, saya menemui Rahmat, teknisi muda yang sedang memodifikasi motor bebek jadi electric conversion.

Ia memegang multimeter seperti seorang seniman memegang kuas. “Dulu saya cuma tahu ganti oli,” katanya tertawa. “Sekarang, saya ngoprek baterai lithium. Bayangkan, anak kampung bisa bikin motor listrik!”

Saya melihat geliat ekonomi baru lahir dari sana. Dari pemuda yang belajar charging station, petani yang mandiri energi, hingga warung kopi yang jadi tempat diskusi soal green economy.

Semua terhubung oleh satu semangat: bahwa kedaulatan energi bukan sekadar target nasional, tapi tanggung jawab lokal.

Tentu, jalan menuju swasembada energi masih panjang. Ada tantangan soal pembiayaan, infrastruktur, dan kesadaran masyarakat. Tapi seperti kata Bupati Syaharuddin Alrif, dalam sebuah pertemuan energi daerah beberapa waktu lalu:

“Kita tidak bisa menunggu. Swasembada energi bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling konsisten. Dan Sidrap sudah memulainya.”

Saya menatap langit sore yang mulai oranye, di antara siluet turbin yang berputar gagah di kaki Gunung Watangpulu. Ada kebanggaan tersendiri melihat desa-desa di Sidrap kini tak hanya menanam padi, tapi juga menanam masa depan energi. Dari angin, dari matahari, dari semangat yang tak pernah padam.

Dan di situlah saya sadar, energi berdaulat bukan sekadar tentang listrik yang menyala — tapi tentang bangsa yang memilih berdiri di atas kekuatannya sendiri. Dari Sidrap, Sulawesi Selatan, Indonesia belajar arti kemandirian yang sesungguhnya: energi yang lahir dari bumi sendiri, untuk menyalakan negeri sendiri. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )