
Sidrap, Katasulsel.com — Pagi itu, udara Pangkajene terasa jernih. Taman Usman Isa, yang biasanya teduh dan lengang, berubah menjadi lautan warna. Ribuan tenaga kesehatan berdatangan dari berbagai penjuru kabupaten. Ada yang mengenakan seragam putih, ada pula yang memakai kaus bertuliskan Hari Kesehatan Nasional 2025. Semuanya tersenyum.
Belum ada pejabat utama pagi itu. Bupati H. Syaharuddin Alrif dan Wakil Bupati Hj. Nurkanaah dijadwalkan hadir pada puncak acara, hari Minggu mendatang. Tapi tanpa mereka pun, semangat itu sudah menyala. Di panggung utama, Plt Kepala Dinas Kesehatan, Dr. Ishak Kenre, berdiri memegang mikrofon, menyapa peserta dengan tenang. “Hari ini bukan sekadar perayaan,” katanya, “ini adalah gerakan bersama untuk hidup lebih bersih dan sehat.”
Senam pagi menjadi pembuka. Musik mengalun ceria, dan barisan petugas medis bergoyang kompak. Di antara mereka, ada para direktur rumah sakit, para kepala puskesmas, hingga staf administrasi yang biasanya sibuk di balik meja. Semuanya turun ke lapangan.
Di sisi taman, petugas Dinas Kesehatan menyiapkan meja panjang berisi sabun cair dan ember besar. Kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) berlangsung riuh. Anak-anak sekolah ikut mencoba, disoraki para perawat. “Kebiasaan kecil seperti ini bisa menyelamatkan banyak orang,” ujar Dr. Ishak yang berjalan dari satu barisan ke barisan lain, memastikan semua ikut.
Suasana makin hidup ketika lomba olahraga tradisional dimulai. Ada bakiak raksasa, ada tarik tambang antar-puskesmas. Tawa meledak setiap kali peserta terjatuh atau salah langkah. “Sehat itu tidak harus serius,” kata seorang kepala puskesmas sambil terengah, “kadang harus diselingi tawa.”
Hari berikutnya, suasana berubah lebih tenang. Tim juri mulai berkeliling melakukan penilaian lomba kebersihan fasilitas kesehatan. Dari RSUD Arifin Nu’mang hingga Poskesdes di pinggiran desa, semuanya didatangi. Dr. Ishak ikut mendampingi, bukan hanya menilai laporan, tapi melihat langsung detail kecil: tempat sampah, sabun di wastafel, dan keramahan petugas. “Kebersihan itu bukan formalitas, tapi sikap,” katanya.
Di Puskesmas Baranti, seorang nenek yang sedang berobat berkata, “Sekarang kalau datang ke puskesmas, rasanya nyaman.” Kalimat sederhana itu membuat panitia lomba tersenyum.
Sementara di tenda besar yang berdiri di taman, kader Posyandu sibuk menimbang balita. Beberapa anak menangis, beberapa tertawa. Tapi semua tampak gembira. Sidrap hari itu seperti sedang belajar tersenyum lebih sehat.
Kegiatan berlanjut dengan bakti sosial serentak di seluruh fasilitas kesehatan. Pemeriksaan gratis, donor darah, edukasi kesehatan — semuanya digelar bersamaan. Di RSUD Arifin Nu’mang, antrean warga sudah mengular sejak pagi. Para dokter muda memeriksa tekanan darah sambil sesekali bercanda dengan pasien. “Yang paling berat bukan sakitnya, tapi menunggu giliran,” kata seorang warga sambil tertawa.
Dr. Ishak berpindah dari satu tenda ke tenda lain, berbicara langsung dengan warga tanpa jarak. “Kesehatan itu hak, tapi juga tanggung jawab,” katanya lembut.
Dan sore itu, taman kembali ramai. Lomba olahraga tradisional menjadi penutup sementara sebelum puncak acara. Tarik tambang, lari karung, hingga lomba bakiak membuat suasana seolah pesta rakyat. Para tenaga kesehatan tidak lagi tampak lelah. Mereka menari, tertawa, menikmati sore yang penuh peluh namun bahagia.
Di antara keramaian itu, terdengar satu pesan yang diulang berkali-kali: Sehat itu bukan acara. Sehat itu gaya hidup.
Sidrap hari itu tak sedang menggelar seremoni, melainkan sedang menanamkan kebiasaan baru. Dan Dr. Ishak Kenre menjadi wajah dari semangat itu — tenang, bersahaja, tapi bekerja tanpa henti.
Hari Minggu nanti, Bupati H. Syaharuddin Alrif dan Wakil Bupati Hj. Nurkanaah akan memimpin langsung puncak acara. Tapi untuk para tenaga kesehatan yang sudah turun ke lapangan sejak awal pekan, semangat HKN 2025 sudah lebih dulu menyala.
Karena di Sidrap, kesehatan bukan hanya urusan dinas — ia adalah cara masyarakat mencintai hidupnya sendiri.
Editor: Harianto
Tidak ada komentar