Bupati Sidrap Syaharuddin AlrifIa dorong sistem tanam berjenjang.
Ia perkuat koordinasi penyuluh.
Ia hidupkan kembali kelompok tani.
Ia buka akses pupuk bersubsidi yang lebih terarah.
Ia bangun kolaborasi antara Pemda dan swasta dalam pengadaan alat modern.
Pelan-pelan, hasilnya nyata.
Bukan hanya di angka statistik, tapi di senyum para petani.
Di Sidrap, sawah bukan sekadar lahan.
Ia adalah bagian dari jiwa.
Dan Syahar seolah menyentuh bagian itu dengan lembut tapi tegas.
“Sidrap ini lumbung padi Sulawesi. Tapi lumbung itu harus penuh, tidak boleh kosong,” katanya suatu kali di Pangkajene.
Dan tahun ini, lumbung itu benar-benar penuh.
Tapi Bupati Syahar tidak mau berhenti pada padi.
Ia bicara tentang diversifikasi pertanian.
Tentang jagung, hortikultura, bahkan sektor peternakan yang menopang ekonomi desa.
Baginya, pertanian bukan hanya soal produksi.
Tapi tentang ekosistem: air, tanah, petani, pasar, dan kebijakan yang berpihak.
Ia ingin Sidrap menjadi daerah yang menanam dengan ilmu, bukan hanya dengan kebiasaan.
Yang memanen dengan strategi, bukan sekadar keberuntungan.
Jika melihat ke belakang, perjalanannya panjang.
Dari -21.040 ton pada 2019,
jatuh lagi di 2020,
naik pada 2021,
menanjak di 2022,
turun lagi di 2023–2024,
dan akhirnya melonjak tajam di 2025: +108.506 ton.
Sebuah siklus panjang yang kini membentuk wajah baru Sidrap.
Wajah yang teguh, berani, dan tahu arah.
Maka, ketika grafik itu dipresentasikan di ruang rapat Bappelitbangda Sidrap pekan lalu, tepuk tangan terdengar panjang.
Bukan tepuk tangan untuk angka.
Tapi untuk semangat di baliknya.
Sebab semua orang tahu, pertanian Sidrap pernah nyaris stagnan.
Dan kini, ia kembali hidup.
Itulah wajah pertanian Sidrap hari ini.
Wajah yang penuh keringat, tapi juga penuh harapan.
Wajah yang mencerminkan kepemimpinan yang turun ke tanah, bukan hanya ke podium.
Syaharuddin Alrif membuktikan,
bahwa kepemimpinan di daerah bisa sederhana tapi berdampak besar — jika mau mendengar, mau turun, mau bekerja.
Ia tidak mengubah Sidrap dalam semalam.
Tapi ia menanam harapan setiap hari.
Dan hasilnya kini terlihat:
lahan yang hijau, grafik yang naik, dan petani yang kembali tersenyum.
Karena di Sidrap, pertanian bukan sekadar urusan perut.
Ia adalah urusan martabat.
Dan martabat itu kini sedang tumbuh — setinggi batang padi yang melambai di bawah matahari November.

Media Portal Berita Berbadan Hukum
PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,
Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)
Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986
Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )


Tidak ada komentar