Pasukan pendukung Andi Syaqirah Ia lalu mengangkat ponsel, mengirim gift DBOSS juga.
Studio kembali riuh.
Di sisi lain, saya melihat seorang perempuan muda berdiri sambil memeluk anak.
Itu Jannah, selebgram asal Tanru Tedong, kini tinggal di Bali bersama suami bulenya.
Ia juga kirim gift.
Ia juga datang langsung.
“Harus lihat sendiri,” katanya, “Bukan hanya di layar.”
Saya melihat sesuatu malam itu.
Dukungan yang tak dibayar.
Dukungan yang lahir dari rasa memiliki.
Ketika waktu tampil makin dekat, studio terasa lebih senyap.
Kamera mulai menyorot.
Layar LED menampilkan nama:
SYAQIRAH – SIDRAP
Sorot lampu naik.
Asap tipis dari bawah panggung.
Suara countdown dari headset kru terdengar.
Tiga… dua… satu…
Musik mulai.
Intro lembut. Melodi panjang.
Dan ketika vokal pertama keluar, semua berhenti bicara.
Nada tinggi. Suara jernih.
Ia tidak hanya menyanyi. Ia bercerita.
Tentang luka. Tentang keteguhan. Tentang keraguan yang akhirnya diterima.
Saya menatap wajah para juri.

Soimah menatap dengan mata melebar.
Wika Salim menunduk pelan, seperti menahan emosi.
Dewi Persik menggeleng kecil, lalu berdiri.
Satu.
Dua.
Tiga.
Tidak ada komentar