Syaqirah SidrapIa sudah melampaui ekspektasi banyak orang.
Termasuk mereka yang dulu menulis: “Dia pasti pulang minggu depan.”
Tapi lihatlah — ia masih di sana.
Masih tersenyum di bawah cahaya lampu, menyanyi dengan nada yang semakin bulat, semakin berisi, semakin matang.
Mungkin itu cara Tuhan menjawab bullyan: bukan dengan kemarahan, tapi dengan pembuktian.
Sidrap punya banyak kisah tentang keteguhan.
Tentang petani yang tetap menanam meski hujan tak turun.
Tentang nelayan yang tetap melaut meski ombak tinggi.
Dan kini, tentang seorang gadis bernama Syaqirah yang tetap bernyanyi meski suara orang lebih keras dari musik panggung.
Ia mewakili semangat anak-anak daerah yang selama ini merasa kecil di depan layar nasional.
Ia membuktikan bahwa kampung bukan penghalang, tapi akar yang memberi tenaga untuk bertahan.

Yang membuat orang terharu bukan hanya suaranya, tapi caranya berdiri tegak di tengah badai.
Ia tidak mengeluh, tidak meledak, tidak menulis status balasan.
Ia hanya tersenyum dan berkata:
“Saya hanya ingin terus belajar, semoga bisa lebih baik lagi.”
Sederhana, tapi kuat.
Dan mungkin karena itulah, orang-orang akhirnya jatuh cinta bukan pada suaranya, tapi pada ketulusan jiwanya.
Di atas panggung Dangdut Academy, semua terlihat gemerlap.
Gaun berkilau, cahaya warna-warni, juri yang glamor.
Tapi di balik semua itu, ada air mata yang tak terlihat kamera.
Di kamar penginapan, Syaqirah kadang menatap layar ponselnya pelan-pelan.
Ia membaca komentar satu per satu.
Ada yang menyemangati, ada pula yang menohok hati.
Pernah suatu malam, ia berkata pelan kepada ibunya lewat telepon:
“Bu, kenapa orang-orang itu marah sama saya padahal saya cuma mau nyanyi?”
Sang ibu menjawab lembut,
“Karena mereka belum kenal kamu, Nak. Kalau sudah kenal, mereka pasti sayang.”
Dan mungkin, jawaban itu benar.
Karena belakangan, yang dulu mencibir kini mulai memuji.
Yang dulu sinis, kini diam-diam ikut mengirim Virtual Gift.
Begitulah publik. Cepat berubah, mudah lupa.
Tapi sejarah kecil sudah tercatat:
Gadis kecil dari Sidrap itu pernah membuat satu Indonesia berhenti sejenak — mendengarkan suara yang lahir dari kesungguhan.
Kini, setiap kali tampil di atas panggung, Syaqirah membawa sesuatu yang lebih besar dari sekadar lagu.
Ia membawa doa orang kampungnya.
Ia membawa harapan kecil bahwa anak dari pelosok pun bisa berbicara di pentas nasional.

Media Portal Berita Berbadan Hukum
PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,
Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)
Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986
Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )


Tidak ada komentar