Pesan Bupati Sidrap Untuk Syaqirah: Tetap jadi Pribadi yang Baik, Aja’ Mulisu, Ko de’mita DecengDan pesan Bupati Sidrap malam itu, entah disadari atau tidak, menjadi pusat gravitasi seluruh cerita.
Ia bukan hanya memberi nasihat. Ia mengajarkan cara melihat masa depan.
Ia mengingatkan bahwa suara bagus bisa membuat seseorang dikenal, tetapi sikap baiklah yang membuat seseorang dihormati.
Ia mengingatkan bahwa panggung selalu punya lampu terang, tetapi lampu itu tidak akan menyala selamanya.
Ia mengingatkan bahwa dunia hiburan adalah dunia yang cepat melupakan, sehingga seseorang harus memegang teguh akarnya sendiri.
Pesan itu bukan untuk satu malam. Pesan itu untuk sepanjang hidup.
Ketika mobil yang membawa Syaqirah meninggalkan Sidrap dini hari itu, mungkin tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan gadis kecil itu.
Mungkin ia masih mengingat wajah para guru yang tersenyum padanya.
Mungkin ia masih merasakan tangan Bupati yang menyentuh bahunya.
Mungkin ia masih mendengar suara lembut Hj Wahyuni.
Mungkin ia masih mengingat deru sorak ribuan orang di Mogan.
Atau mungkin ia hanya ingin tidur selama dua jam sebelum lanjut perjalanan.
Tetapi satu hal pasti: Syaqirah pulang dengan sesuatu yang jauh lebih berharga daripada piala—ia pulang dengan karakter.
Dan suatu hari nanti, ketika ia benar-benar besar, ketika ia menyanyi di panggung nasional, ketika namanya muncul di billboard, ketika ia diwawancarai TV nasional, ketika ia mengikuti konser keliling…
…Sidrap akan selalu berharap satu hal:
Agar petuah itu tetap tinggal di hatinya.
Agar kebaikan yang ia bawa malam itu tidak jatuh di mana pun.
Agar Syaqirah tetap menjadi Syaqirah yang belajar rendah hati di panggung kecil bernama Mogan.
Dan mungkin, di masa depan, Syaqirah akan menyadari:
Bahwa malam itu—malam dengan sorak ribuan orang, dengan pelukan guru, dengan nasihat Bugis yang halus, dengan dukungan orang-orang dekat—bukan hanya salah satu malam dalam hidupnya.
Malam itu adalah titik balik.
Titik ketika Sidrap tidak hanya melihat seorang penyanyi muda…
tetapi melihat seorang anak yang akan tumbuh menjadi pribadi baik, karena ditopang oleh orang-orang baik.
Dan perjalanan itu dimulai dari satu kalimat yang sangat sederhana namun mengandung masa depan yang panjang:
(Kejarlah rezeki sampai batas takdirmu. Jangan tinggalkan kebaikan dan tetaplah menjadi pribadi baik.) (*)
Tidak ada komentar