Perjalanan menuju ke Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48 Surakarta, Jawa Tengah, cukup melelahkan. Butuh 6 jam lebih untuk tiba.

Laporan: Dr Ishak Kenre., SKM.,MKesYOGYAKARTA

PERJALANAN itu, saya hitung mulai dari Sidrap ke Bandara Sultan Hasanuddin (Sulhas) Makassar, sekira 4 jam.

Kemudian, dari Bandara Sulhas Makassar ke Bandara New Yogyakarta sekira 2 jam 2 menit lagi. Total waktu tempuh ke arena Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48 Surakarta selama 6 jam lebih.

Rombongan Institut Teknologi Kesehatan Sains Muhammadiyah (ITKeSMu) Sidrap berjumlah sebanyak 24 orang, langsung menuju lodging.

Tidak banyak aktivitas setelah tiba. Kami sepertinya butuh istirahat untuk memulihkan stamina. Cukup lelah 2 jam 2 menit mengawan di udara.

Suara adzan subuh mulai menggema di Masjid Jogokariyan, di pimpin Ust H Abd Kalam Fattah (Dosen Al Islam Kemuhammadiyah-an) dan Ust.H. Abd Rahman (Ketua BPH) ITKeSMu Sidrap bersama dosen memasuki masjid.

Sebelum salat sunnah, salah seorang pengurus menghampiri kami. Ia lalu menyodorkan kupon berhadiah untuk berbelanja di sekitar masjid

Bukan cuma itu, kami pun dipersilakan mencicipi makanan dan minuman gratis.

Katanya ini berlaku setiap hari, mulai breakfast di pagi hari, lunch di siang hari hingga dinner di malam hari.

Tentu, apa yang kami lihat ini, jarang ditemukan di masjid masjid lain. Boleh di kata, belum ada di Sulawesi Selatan, di Sidrap khususnya.

Selain kupon dan voucher makan, pengurus Masjid Jogokariyan juga menyiapkan kami ruang belajar manajemen pengelolaan masjid. Lokasinya, terletak di salah satu ruangan di lantai 2.

Dari Masjid Jogokariyan, ditemukan inovasi pengelolaan masjid yang membuat jama’ah bisa betah dan menambah spirit berjama’ah.

Pagi harinya, kami melanjutkan Napak Tilas di Kampung Kauman. Wilayah ini dikenal sebagai kampung bersejarah sebab menjadi tempat kelahiran Muhammadiyah 1912 yang didirikan Ky Haji Ahmad Dahlan atau KH Ahmad Dahlan yang lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta pada 1 Agustus 1886.

Hups, bukan cuma KH Ahmad Dahlan loh yang lahir disini. Ki Bagoes Hadikoesoemo atau Ki Bagus Hadikusumo yang merupakan tokoh BPUPKI juga dilahirkan di Kampung Kauman ini.

Ki Bagoes adalah putra ketiga dari lima bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama Islam di Kraton Yogyakarta.

Beliau, juga merupakan tokoh Muhammadiyah yang membawa peranan penting untuk Muhammadiyah sampai hari ini.

Lain dari itu, Kampung Kauman ini, juga telah ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta.

Sejarah kelahiran Muhammadiyah yang didirikan KH Ahmad Dahlan dengan terobosan melawan hal hal mistik, memberantas penyakit TBC (Takhayul, Bid’ah, Khurafat)

Juga, meluruskan arah kiblat yang banyak mendapatkan perlawanan masyarakat waktu itu adalah dinamika perjuangan Pak Kiai yang gerakannya hingga hari berumur 110 tahun.

Kembali ke laptop. Siang ini, kami atau rombongan ITKeSMu Sidrap rencananya akan melakukan kunjungan ke Museum Muhammadiyah Kampus Ahmad Dahlan.

Museum ini, terletak di Komplek 4 Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jalan Ahmad Yani Ringroad Selatan Tamanan Banguntapan, Bantul.

Konon, keberadaan museum ini, tidak terlepas dari penawaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Muhammadiyah mendirikannya melalui pemerintah.

Seiring dengan perjalannya, Jokowi pun melakukan peletakan batu pertama pembangunannya Desember 2019 silam.

Agenda berikutnya adalah mendampingi Rektor ITKeSMu Sidrap, Dr Muhammad Tahir., SKM., MKes untuk melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) dengan pihak Universitas Aisyiyah Yogyakarta.(*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com