Example 650x100

Ujian Tengah Semester Berbasis CBT Jadi Bukti Nyata

Sidrap, katasulsel.com– Di tengah gempuran transformasi digital di dunia pendidikan, Program Studi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) mengambil langkah progresif yang patut diapresiasi.

Pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025 kini berlangsung secara daring penuh berbasis sistem Computer Based Test (CBT).

Tanpa harus menginjakkan kaki di ruang kelas, para mahasiswa cukup masuk ke akun CBT masing-masing dari gawai mereka—sebuah pemandangan yang beberapa tahun lalu hanya dianggap wacana futuristik.

“Ini bukan soal mempermudah semata, tapi bagaimana kami menanamkan integritas dalam ruang digital,” tegas Fitriani Baharuddin, staf administrasi Prodi yang turut merancang sistem ujian berbasis daring itu bersama Biro Sistem Informasi (BSI) UMS Rappang.

Pelaksanaan ujian online ini bukanlah langkah coba-coba. Sistem CBT yang digunakan telah dipersenjatai dengan algoritma anti-kecurangan, mulai dari pengacakan soal, pembatasan waktu, hingga fitur pelacakan aktivitas peserta ujian secara real time.

Zulkarnaen Ahmad, S.A.P., M.A.P., Ketua BSI UMS Rappang, menjelaskan bahwa pendekatan digital ini bukan hanya alat, tapi juga filosofi baru dalam menjaga marwah akademik.

“Saat ini, integritas akademik tidak cukup hanya dengan tatap muka. Teknologi harus hadir sebagai penjaga nilai, bukan sekadar pengganti papan tulis,” ujarnya.

Bagi Hardianti, Ketua Prodi Administrasi Publik, digitalisasi ujian ini selaras dengan visi besar kampus: menjadi The Digital Entrepreneurship University. “Kita tidak bisa membangun kewirausahaan digital tanpa menanamkan budaya teknologi dari hal-hal paling mendasar, termasuk evaluasi belajar,” ujarnya.

Kesan positif pun datang dari mahasiswa.

Nadia Rahma, salah satu mahasiswa semester empat, menyebut ujian CBT membuatnya lebih disiplin dan mandiri. “Awalnya sempat tegang karena sistemnya ketat, tapi ini justru bikin kami belajar jujur sama diri sendiri,” katanya.

Langkah ini juga menunjukkan bahwa kampus bukan lagi sekadar gedung dan papan tulis, tapi ruang dinamis yang bisa menjangkau mahasiswa di mana pun mereka berada—mewujudkan prinsip education without borders yang menjadi ruh pendidikan abad 21.

UMS Rappang, lewat Prodi Administrasi Publik, memberi contoh konkret bahwa transformasi digital tidak cukup diungkapkan dalam slogan. Ia harus diwujudkan dalam sistem yang membentuk karakter mahasiswa dan menjawab tantangan zaman.

Dan saya, sebagai bagian dari masyarakat akademik dan pendukung inovasi pendidikan, mengapresiasi penuh langkah ini. Karena masa depan pendidikan adalah mereka yang berani mengintegrasikan teknologi dengan nilai. (*)