Dr. Ismail Suardi Wekke: Ini Bukan Event, Ini Koreksi Arah Pendidikan Tinggi

Katasulsel.com
31 Jul 2025 14:37
Pendidikan 0 65
2 menit membaca

Makassar, katasulsel.com — Perguruan tinggi hari ini menghadapi lanskap baru yang menantang: dunia kerja yang terus berubah, keterampilan baru yang dibutuhkan setiap tahun, dan mahasiswa yang tak ingin sekadar lulus—tetapi relevan. Di tengah transformasi itu, satu agenda bernama Passion Market muncul sebagai oase segar: bukan hanya tempat berkumpul, tetapi ruang temu antara idealisme kampus dan realitas industri.

Direncanakan bergulir pada November 2025, Passion Market mendapatkan sambutan positif dari banyak kalangan, terutama komunitas akademik yang telah lama menginginkan format pembelajaran yang lebih kontekstual. Bukan sekadar event, melainkan platform yang mempertemukan cognitive rigor dengan experiential insight.

Salah satu apresiasi datang dari Dr. Ismail Suardi Wekke, akademisi sekaligus praktisi pendidikan yang kerap menyuarakan pentingnya penguatan konektivitas antara kampus dan pasar kerja. “Passion Market bukan seremoni. Ini adalah koreksi arah. Mahasiswa tak bisa terus dibiarkan terjebak dalam ruang-ruang teori tanpa tahu bagaimana dunia bekerja di luar sana. Inilah bentuk experiential learning yang konkret dan sangat kami dorong,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa terlalu lama pendidikan tinggi di Indonesia tersandera oleh kurikulum yang rigid. Minim ruang lintas disiplin. Minim paparan terhadap realitas industri. Akibatnya, terjadi learning gap yang membuat lulusan kehilangan daya saing. “Di sinilah posisi Passion Market. Ia menjadi bridging arena yang mempertemukan mahasiswa dengan para inovator, pengusaha, dan profesional yang bisa membuka cakrawala berpikir dan merangsang pertumbuhan potensi,” jelas Ismail, yang juga aktif dalam program pengembangan kewirausahaan mahasiswa.

Agenda yang akan digelar ini mencakup lebih dari sekadar talkshow atau expo. Ia dirancang sebagai learning hub, di mana mahasiswa dari pelbagai rumpun ilmu bisa berinteraksi langsung dengan pelaku industri kreatif, start-up teknologi, dan UMKM berbasis inovasi. Skill-based workshop, project showcase, hingga career mentoring menjadi bagian dari desain acara yang kolaboratif dan terukur.

Tak berlebihan jika sejumlah perguruan tinggi melihat inisiatif ini sebagai representasi masa depan pendidikan tinggi: lebih dinamis, lebih terbuka, dan lebih terhubung dengan kebutuhan zaman.

“Kampus hari ini harus menjadi incubator of talent, bukan sekadar institusi pemberi gelar. Mahasiswa butuh ruang untuk mencoba, gagal, bangkit, dan tumbuh. Kalau tak difasilitasi sekarang, kita akan kehilangan satu generasi pemimpin masa depan,” pungkas Ismail.

Dan memang, November masih hitungan bulan ke depan. Namun denyut Passion Market telah terdengar dari ruang dosen hingga meja mahasiswa. Sebuah tanda bahwa transformasi pendidikan tak lagi sekadar wacana—ia sedang berlangsung, satu langkah konkret pada satu kegiatan yang menyatukan passion, ilmu, dan masa depan. (*)

Edy Basri

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )

x
x
x Gabung WhatsApp