Rusli Djafar, Ully, meninggal mendadak usai main tenis dan ngopi pagi itu, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan sahabat.
Rusli Djafar. Itu nama lengkapnya, tapi teman-teman akrab memanggilnya Ully, saja. Orangnya ramah, hangat, murah senyum. Wartawan TV One Parepare yang selalu punya cerita seru tiap kali pulang liputan.
Sabtu pagi sekira Pukul 14 WITA, tiba-tiba, sakit di dada datang. Nyeri yang tak terduga. Ully segera dilarikan ke Rumah Sakit Andi Makkassau. Dokter berusaha keras. Satu jam penuh mereka berjuang menyelamatkan nyawa itu.
Tapi takdir berkata lain. Sekira satu jam kemudian, Ully pergi. Meninggalkan banyak yang terpana, terkejut, dan kehilangan.
Abdul Halim, redaktur Harian Parepos, teman dekatnya, merasakan kehilangan yang dalam.
“Cully itu seperti saudara sendiri. Kepergiannya tiba-tiba, membuat kami semua hampa,” katanya dengan suara serak.
Kata Bang Halim, begitu saya akrab memanggilnya, dia (Ully) sebelumnya main tenis seperti biasa. Sesederhana itu. Main tenis, lalu ngopi santai di rumah. Duduk-duduk ngobrol ringan, menikmati hari. Tak ada yang aneh.
Kapolres Parepare, AKBP Indra Waspada Yuda, juga terpukul.
Baru sepekan lalu keduanya duduk bersama, ngopi santai, ngobrol tentang persiapan Perbakin mengikuti Porprov.
“Cully selalu membawa semangat dan keceriaan. Teman diskusi yang tak tergantikan,” ucapnya sambil menahan pilu.
Kehilangan Ully adalah pengingat. Hidup ini rapuh. Cepat sekali waktu bisa membawa pergi orang yang kita sayang. Tapi semangat dan kebaikan Ully tetap hidup.
Dia tak hanya menyampaikan berita. Dia menghidupkan cerita. Membuat kita merasakan setiap detik, setiap kisah.
Selamat jalan, Ully. Kau meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Dalam setiap cerita, dalam setiap hati yang kau sentuh.….
Dai selalu bilang, “Hidup ini cuma titipan. Berbuat baiklah selagi bisa.”
Dan Ully sudah melakukan itu dengan indah. (*)
Tidak ada komentar