Saya lihat, ada yang berbeda di Aula DPRD Soppeng, Selasa, 16 September 2025. Gedung itu seperti berubah jadi ruang konsolidasi besar-besaran. Ada ketua umum, ada ketua wilayah, ada forkopimda. Lengkap.
Oleh: Tipue Sultan
Yang dilantik: Kamaruddin. Ia resmi jadi Ketua PD IWO Soppeng. Tapi jangan bayangkan sekadar pelantikan. Tidak. Itu lebih mirip mesin yang sedang dipanaskan. Mesin organisasi.
Apalagi, pataka itu. Sebuah bendera. Simbol. Diserahkan langsung ke tangan Kamaruddin. Ringan dilihat, berat dirasa. Karena di balik kain itu ada tanggung jawab: membawa IWO ke seluruh pelosok Soppeng.
Ketua umum, Teuku Yudhistira, hadir. Bukan hanya hadir, ia sendiri yang melantik. Katanya, ini pelantikan pertama yang ia lakukan langsung. Ia tampak sumringah. Tapi juga mengingatkan: jangan mudah terpancing isu. “IWO ini solid. Kita sebentar lagi menang secara hukum. Fokuslah bekerja. Tunjukkan karya nyata,” begitu pesannya.
Zulkifli Tahir, Ketua PW IWO Sulsel, lebih lugas lagi. Jangan buang energi di hal-hal tidak produktif. “Silakan bekerja. Jalin kemitraan dengan pemerintah, lembaga, masyarakat. Itu saja,” katanya. Pendek. Padat.
Tapi ia juga bikin suasana mendadak serius: semua PD IWO di Sulsel diwajibkan menggelar Musda dalam dua minggu ke depan. Serentak. Syarat wajib sebelum Rakerwil di Makassar. Kalau tidak, bisa dianggap belum sah.
Itu artinya, mesin benar-benar harus dipanaskan. Dalam hitungan minggu, tiga agenda besar menanti: Musda serentak, Rakerwil Makassar, lalu Rakernas di Puncak, Bogor.
Rakernas itu sebenarnya mau di Bali. Tapi banjir membuat jadwal berubah. Dipindahkan ke Puncak, 28 Oktober 2025. Maka lengkaplah: September penuh agenda, Oktober ada puncak dari segala rapat kerja.
Forkopimda Soppeng pun ikut menaruh harapan. Ketua DPRD, Andi Muhammad Farid, terang-terangan menyebut IWO harus jadi mitra strategis. Terutama soal keterbukaan informasi publik.
Kamaruddin sendiri bicara dengan nada optimis. “Kami siap mengibarkan panji IWO ke seluruh desa. Kami ingin kritis, tapi juga solutif bagi pembangunan,” ujarnya.
Acara itu ditutup dengan cenderamata. Foto-foto diambil. Senyum bertebaran. Tapi semua yang hadir tahu: ini bukan akhir. Ini awal.
Awal dari kerja keras. Awal dari konsolidasi besar. Awal dari mesin organisasi yang harus dipacu. Tidak boleh mogok. Tidak boleh macet.
Semua dimulai dari Aula DPRD Soppeng itu. Dari sebuah pataka yang baru saja berkibar. (*)
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar