Kado Kapolres Sidrap, Seekor Kambing yang Mengubah Hidup Pak Amir di Sidrap
Oleh: Edy Basri
Pagi tadi, Pak Amir dan keluarganya di Bilokka, Sidrap, kembali kedatangan tamu.
Bukan pejabat biasa. Bukan pula sekadar kunjungan seremonial.
Tadi, giliran Polres Sidrap bersama Kodim 1420/Sidrap yang melangkah masuk ke halaman rumah Pak Amir — rumah kecil yang sudah viral karena ketaklayakhuniannya.
Dan yang membuat Bilokka riuh oleh haru: Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong, datang tidak dengan tangan kosong.

Di samping bantuan primer, di tangannya ada sesuatu yang tak pernah Amir bayangkan sebelumnya: seekor kambing.
Bukan kambing biasa.
Bagi Amir, itu adalah mimpi lama yang ia tunda puluhan tahun. Mimpi sederhana: punya hewan ternak.
Hari ini, mimpi itu diantar langsung oleh Kapolres.
Rombongan Polres dan Kodim tiba menjelang siang. Udara Bilokka panas, tapi suasana di halaman rumah Amir justru lembut — seperti ada yang mereda, ada yang lega. Warga berkerumun di pinggir jalan tanah. Anak-anak yang biasanya malu-malu kini ikut menyambut.
Kapolres turun pertama. Langkahnya pelan. Ia tidak langsung berbicara. Ia menyalami Amir. Lalu memeluknya.
Pelukan itu lama. Seolah keduanya sedang bertukar kekuatan.
Di belakang Kapolres, Dandim 1420/Sidrap dan beberapa anggota Babinsa membawa paket sembako. Sementara itu, satu anggota Polres menuntun kambing berwarna hitam kecokelatan—hadiah paling tidak terduga hari itu.

Pak Amir tersenyum. Air matanya jatuh begitu saja.
Istrinya, I Menni, hanya bisa menutup mulut menahan haru.
“Saya memang dari dulu ingin sekali punya hewan ternak, Nak. Tapi belum pernah kesampaian. Alhamdulillah… hari ini mimpi saya jadi kenyataan,” kata Amir pelan, suaranya patah-patah.
Kapolres menepuk bahu Pak Amir.
“Ini jangan hanya dipelihara, Pak. Kembangkan. Insya Allah bisa jadi tabungan masa depan,” katanya.
Amir mengangguk berkali-kali.
Wajahnya sulit diceritakan dengan kata-kata. Antara bangga, terharu, dan seperti tidak percaya bahwa seekor kambing bisa membuat hidupnya terasa baru.
Di samping mereka, warga Bilokka ikut larut dalam suasana. Beberapa mengusap sudut mata. Beberapa tersenyum lebar.
“Baru kali ini saya lihat pejabat datang membawa kambing seperti ini,” ujar seorang warga sambil tertawa kecil — tapi matanya berkaca-kaca.

Kunjungan hari ini terasa berbeda.
Tidak ada sambutan berlebih. Tidak ada panggung. Tidak ada protokol yang membatasi jarak.
Yang ada hanya sapaan tulus, tangan-tangan yang membantu, dan kepedulian yang datang tepat waktu.
Kapolres menyempatkan diri masuk ke rumah Amir. Seperti rombongan sebelumnya—dari Bupati hingga Kodim—beliau ikut terdiam sejenak melihat kondisi di dalam rumah: bambu lapuk, atap plastik, lantai tanah yang lembap setiap malam.
Namun, hari ini bukan hari untuk menyesali keadaan.
Hari ini adalah hari untuk membuka lembar baru.
Sebagai pengingat, dua hari sebelumnya, Bupati Sidrap H. Syaharuddin Alrif memastikan pembangunan rumah baru bagi Amir dan menjamin biaya kuliah anak kedua Amir.

Disusul kemudian Kodim 1420/Sidrap yang datang membawa sembako dan memutuskan rumah ini tidak lagi layak dibedah—melainkan harus dibangun ulang dari nol.
Dan kini, giliran Polres Sidrap melengkapi mata rantai kepedulian itu.
Di halaman rumah, Amir kembali menatap kambing barunya.
Ia tersenyum tanpa henti.
Hari ini bukan sekadar kedatangan tamu penting.
Hari ini, Bilokka belajar bahwa bantuan tidak selalu soal bangunan.
Kadang, adalah tentang memberi harapan yang bisa tumbuh, berkembang, dan hidup.
Seperti seekor kambing kecil yang dituntun perlahan ke halaman rumahnya.
Seperti mimpi Amir yang akhirnya menemukan jalannya.
Dan seperti wajah Bilokka yang hari ini terasa lebih cerah dari biasanya.(*)
Tidak ada komentar