Oleh : Dr. Ir. Baharuddin Andang, M.Adm.KP

Tercatat dalam sejarah, hanya dengan hitungan waktu setengah hari ternyata forum Tablik Akbar dan silaturrahim mampu mengungkap seribu satu kisah-kasih yang dilandasi dengan solidaritas ukhuwah.

Terajut dari ratusan alumni yang datang dari penjuru tanah air memadati Aula Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Bilokka. Baik yang mendapat kesempatan menyampaikan melalui testimoni di atas podium maupun yang terungkap melalui testimoni-testimoni di sekitar podium.

Acara diawali dengan pembukaan protokol oleh Sri Sakinah, SKM., M.Kes, (Akademisi ITKESMU Sidrap) dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah dan Mars IPM dipimpin oleh ketua PD IPM Sidrap mampu membuat ruang kelas Madrasah Tsawiyah Muhammadiyah bergemuruh sebagai bukti semangat dan indicator kader-kader yang hadir adalah akumulasi dan kolaborasi kader ummat, kader bangsa dan kader perserikatan.

Selanjutnya laporan panitia disampaikan oleh Salfiah Sanusi, SAP., MAP saat ini menjabat sekretaris PD Aisyiyah Sidrap yang telah didaulat jadi ketua panitia tiga hari sebelum pelaksanaan acara, sebagai orang Bilokka Putri sulung ketua PC Muhammadiyah Bilokka Sanusi Ismail tidak ada kata ‘tidak bersedia’ untuk mengemban amanah itu.

“Terima kasih atas kepercayaan ketua IKA IPM Sidrap dan teman-teman alumni atas kehadirannya menyukseskan acara ini, dan mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam pelaksanaan baik akomodasi, konsumsi maupun sarana transportasi yang kurang nyaman dan bahkan ada yang sempat tersesat sehingga membutuhkan sedikit pengorbanan dan perjuangan untuk sampai ke tempat ini”

Tablig Akbar dan Silaturrahim Alumni IPM-IRM Sidrap dengan tema “Merajut Kisah dan Kasih, Mengaktualisasi Ukhuwah” juga sukses menghadirkan sekretaris Korwil Forum Alumni IKA IPM-IRM Sulawesi Selatan Dr. Ramli Haba, SH., MH, mantan ketua Pimpinan Wilayah IPM tahun 80-an.

Beliau menyampaikan sambutan dengan menekankan betapa pentingnya eksistensi dan urgensi wadah alumni IPM menyatukan potensi membantu perserikatan mengonsolidasi organisasi sampai di tingkat ranting. Dan juga meneruskan apresiasi dari Ketua Koordinator Nasional Ir. Syahrizal bahwa keberadaan Forum Alumni IPM-IRM Korda Sidrap telah menjadi pelopor penyemangat yang menginspirasi alumni IPM-IRM seluruh Indonesia membentuk wadah ini.

Demikian juga yang tidak luput dari pantauan kamera adalah kehadiran Ketua IKA IPM Sidrap H. Abd. Muin Hafied, SE., M.Pd salah seorang legislator Kota Bekasi tiga periode dan PD Muhammadiyah Kota Bekasi, yang saat ini sementara menempuh pendidikan doktor (S3) program Studi Administrasi Kebijakan Publik di Universitas Negeri Makassar, bisa menyempatkan diri hadir bersama isteri dan lima putra-putrinya yang semuanya adalah kader/alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Yogyakarta dan Semarang.

Beliau menyampaikan terima kasih atas antusias dan semangat para alumni yang hadir meskipun sebagian besar sudah usia 50-an tahun ke atas dan rambut sudah beratap seng tapi karena bertemu dengan teman-teman semasa ABG maka semangat dan jiwa mudanya pun tidak jauh beda ABG. Itulah salah satu tujuan dilaksanakannya forum silaturrahim ini, bisa ‘memperpanjang umur dan menjadikan umur tua jadi awet muda’.

Forum ini juga sukses menghadirkan KH. Ahmad Tawalla sebagai pembawa hikmah, yang dikenal sebagai salah seorang tokoh heroik dalam sejarah perjuangan perkaderan IPM di Indonesia Tiimur pada tahun 70-an.

Beliau tercatat dalam sejarah perjuangan perkeaderan IPM pernah ditugaskan khusus memasuki lokalisasi Kristenisasi beberapa daerah di Sulawesi Selatan, sempat mengisahkan hampir terkubur bersama Firnandus Ali di laut Masalembo ketika dalam perjalanan laut menuju lokalisasi PKI di NTB.

Sebagai kader tulen IPM ’24 karat’, memilih ppendamping hidup dengan kader IPM sehingga tercatat salah seorang putranya pernah jadi ketua Umum PP IPM meskipun hanya sebentar, begitu juga putera sulungnya saat ini diamanahkan sebagai Sekretaris Umum PP Pemuda Muhammadiyah.

Dalam tablignya menekankan ada 4 hal yang memberikan kegembiraan, yaitu: (1) Mahabbah, cinta akan membangun kebersamaan dan keindahan, (2) Mencintai orang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, (3) Berlomba-lomba berbuat kebaikan, (4) Saling memaafkan. Itulah esensi silaturrahim.

Sebagai moderator yang didaulat memandu jalannya Testimoni juga mendaulat beberapa alumni yang tergolong senior untuk menyampaikan testimoninya, diantaranya: Ir. Firnandus Ali, MSi, kepala dinas di Lutim ini, merajut kisah perjuangannya bersama Ahmad Tawalla antara hudup dan mati ketika dalam perjalanan laut dan maut menuju tempat perkaderan untuk melaksanakan tugas sebagai instruktur dan di tengah laut Maslembo terombang-ambing dihantam gelombang selama tiga jam.

Begitu juga tak luput dari memorinya ketika jaman keemasan IPM dalam proses rekrutmen peserta training lebih banyak peminat dari sekolah-sekolah negeri sehingga kader-kader IPM mendominasi rangking-rangking teratas di sekolah-sekolah dan hampir semua yang dinyatakan bebas test masuk perguruan tinggi negeri pavorit adalah kader-kader IPM.

Demikian juga Drs.Abdul Kalam Fattah, M.Kes, perintis berdirinya IPM di Cabang Pangkajene ini merajut kisahnya ketika jadi instruktur, meski lebih memilih pelajar atau siswa nakal untuk diproses dalam training di TC TM I kemudian melakukan proses tindaklanjut berupa pengajian rutin dan intensif yang harus bolak-balik Makassar-Sidrap setiap pekan guna memberikan materi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, namun lewat sentuhan tangan dinginnya juga banyak melahirkan kader-kader militan, siswa-siswa berprestasi dan ketua-ketua OSIS yang tersebar di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas waktu itu.

Selanjunya dijelaskan bahwa agar kisah setiap aktivitas ke-IPM-annya tetap segar dalam ingatan, maka dirangkum dalam sebuah karya tulis “Serba-Serbi IPM”.

Begitu pula dengan Drs. Ibnul Qaiyyim Naiem, M.Si, akademisi Universitas Bosowa Makassar ini, ketika menyampaikan testimoninya, dari sekian banyak kisah dan pengalamnya dalam ber-IPM, salah satunya yang dapat dirajut adalah masa perjuangannya melaksanakan tugas di Bilokka pada tahun 80-an bersama almarhum Sahabuddin Faisal (ketua PD IPM saat itu) dan ustadz Sanusi Ismail (ketua PC Muhammadiyah Bilokka saat itu) yang ternyata masih hidup dan masih bersemangat menyempatkan diri menghadiri acara ini, hingga sesekali meneteskan air mata karena terharu mengenang masa-masa perjuangan dalam perserikatan Muhammadiyah.

Bahkan pernah masuk bursa calon ketua PW IPM bersaing dengan Muh. Ramli Haba pada Musywil IPM Sulselra pada pertengahan tahun 80-an di Makassar.

Kesempatan testimoni terakhir disampaikan Hj. Nurpatiha, SH salah seorang alumni ipmawati TC TM1 angkatan ke-4 di Cabang Pangkajene tahun 80-an, merajut kisahnya ketika diancam oleh kepala sekolah akan dikeluarkan dari sekolah bila tetap mempertahankan memakai jilbab di sekolah karena melanggar tata tertib sekolah, sebagai sorang siswa berprestasi di SMA Neg 467 saat itu diperhadapkan pada dua alternatif-dilematis itu justru memilih untuk mempertahankan hijabnya dan memilih bersedia dikeluarkan dari sekolah. Dan Alhamdulillah atas lindungan Allah SWT Nurpatiha dan kader-kader militan yang senasib dengannya berhasil lolos dari ujian itu.

Akhirnya karena terbatasnya waktu untuk memberikan kesempatan teman-teman merajut kisah-kasihnya melalui testimoni, penulis yakin masih banyak kisah dan kasih yang belum sempat teruntai dan belum terungkap dari para alumni yang hadir dalam reuni akbar ini.

Oleh karena itu atas nama panitia dan Forum Alumni IPM-IRM Korda Sidrap mohon maaf atas keterbatasan dan terima kasih atas kehadiran teman-teman dalam menyukseskan acara ini, semoga reuni berikutnya lebih bermakna dan sukses bersama. NUN WAL QALAMI WAMAA YASTHURUN

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com