Example 650x100

Makkah, Katasulsel.com — Langit Makkah yang biasanya menjadi saksi doa-doa penuh harap, kali ini menjadi saksi tragedi memilukan.

Sebuah kecelakaan bus merenggut nyawa enam jemaah umrah Indonesia, asal Bojonegoro, Jawa Timur.

Perjalanan suci yang direncanakan penuh makna berubah menjadi momen duka yang tak terbayangkan.

Example 300x500

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah mengonfirmasi kabar ini.

Identitas para korban telah terungkap meski prosesnya berjalan penuh liku.
Paspor mereka hangus dalam insiden maut tersebut, membuat proses identifikasi seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Nama-nama korban kini telah diketahui: Sumarsih (44), Audria Malika Adam (16), Eni Sudarwati (49), Dian Novita (38), Arelin Nawalia Adam (22), dan Dawa Mahmud (48).

Enam nama yang kini menjadi kenangan bagi keluarga di tanah air.

KJRI Jeddah tengah berupaya keras memulangkan jenazah mereka, meski prosedur hukum di Arab Saudi membutuhkan waktu dan kehati-hatian ekstra.

Konjen RI di Jeddah, Yusron Ambary, menyebutkan bahwa dokumen pengganti harus segera diterbitkan.

“Paspor korban terbakar habis. Kami harus memastikan data mereka valid untuk proses pemulangan jenazah,” ujarnya.

Proses ini tidak hanya melibatkan otoritas Arab Saudi, tetapi juga pengesahan dari pihak keluarga di Indonesia.

Dalam istilah hukum, ini adalah kerja sama lintas yurisdiksi yang membutuhkan presisi dan kesabaran.

Sementara itu, rombongan jemaah lain yang selamat tetap melanjutkan perjalanan ibadah mereka.

Mereka melangkah dengan hati berat, meninggalkan jejak air mata di setiap doa yang dipanjatkan.

Dari Madinah ke Makkah, lalu kembali ke tanah air melalui Jeddah, perjalanan ini akan dikenang sebagai momen penuh keharuan.

Di Bojonegoro, suasana duka menyelimuti rumah-rumah keluarga korban. Tangis pecah saat kabar duka tiba.

Doa dan dukungan mengalir dari tetangga, kerabat, hingga masyarakat luas. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa bahkan dalam perjalanan ibadah sekalipun, takdir tetap memegang kendali penuh.

Musibah ini juga menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam perjalanan ibadah. Sebuah pelajaran pahit yang harus diterima dengan lapang dada.

Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan menghadapi ujian ini.

Langit Makkah mungkin telah menyaksikan tragedi ini, tetapi doa-doa dari tanah air akan terus mengiringi mereka yang berpulang.

Perjalanan suci ini memang berakhir dengan duka, tetapi semoga menjadi jalan menuju kedamaian abadi.(*)