(Memperingati Hari Osteoporosis Sedunia, Tanggal 20 Oktober 2022)

Oleh: DR. Ishak Kenre, S.KM.,M.Kes
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

DALAM Al Qur’an, surah Yasin ayat 68 Allah SWT berfirman “Dan barang siapa yang dipanjangkan umurnya sampai usia lanjut, niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadiannya.

Maka mengapa mereka tidak mengerti ? ayat tersebut menerangkan kepada kita, bahwa setelah kita kuat dan muda kita akan menjadi lemah dan tua yang ditandai dengan rambut yang mulai memutih, penglihatan mulai kabur, pendengaran sayup sayup sampai, gigi mulai berguguran, kulit mulai keriput, langkah kaki pun telah gontai. Ini adalah sunnatullah yang tidak bisa ditolak oleh siapapun.

Penuaan adalah siklus kehidupan dari manusia sejak dilahirkan, berada pada fase balita, melewati masa kanak –kanak, dari anak – anak tumbuh menjadi remaja, sampai memasuki fase dewasa hingga pada suatu saat (umur dipanjangkan oleh Allah) manusia memasuki fase tua.

Menurut WHO (2013) ada empat tahapan klasifikasi lansia yakni ; 1) usia pertengahan (middle age) usia 45 – 59 tahun, 2) Lanjut Usia (elderly) usia 60 – 74 tahun 3)Lanjut usia tua (old) usia 75 – 90 tahun 4) Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.

Berapa jumlah lansia di Indonesi ? Ada 30,16 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2021, penduduk lansia adalah mreka yang berusia 60 tahun keatas., dengan porsi 11,01 % dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 273, 88 jiwa ( Dukcapil, Mei 2022).

Populasi lansia Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya, sehingga akan diikuti pula meningkatnya masalah lansia. Dalam urusan kesehatan penyakit yang umumnya dialami para lansia adalah penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular atau yang berhubungan dengan jantung, dan pembuluh darah yakni gangguan jantung dan hipertensi. Ada pula resiko penyakit diabetes, osteoporosis, alzheimer dan lain sebagainya.

Lansia Rentan Penyakit, Salah satunya Osteoporosis

Indonesia saat ini memasuki periode Ageing population yakni peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia).

Sensus penduduk tahun 2020 Diperkirakan tahun 2025 jumlah lansia naik menjadi 11,8% atau 33,7%, lansia rentan mengalami berbagai macam penyakit, penurunan imunitas dan kesehatan tulang adalah dua di antaranya.

Osteoporosis adalah kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah.

Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.

Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun, osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. 

Kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya kadar hormon estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang.

Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi tulang sehingga kepadatan tulang berkurang.

Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun. Selain faktor usia, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, seperti kekurangan vitamin D, gangguan hormon, jarang berolahraga, serta kebiasaan merokok.

Hari Osteoporosis Sedunia (World Osteoporosis Day) yang diperingati setiap tanggal 20 Oktober merupakan momentum yang tepat untuk mengenali cara- cara pencegahan bukan hanya pada fase jelang usia lanjut tetapi sepanjang fase usia kehidupan seseorang.

Pada usia anak- anak diberikan motivasi dan edukasi agar membudayakan aktivitas fisik dan olahraga secara rutin yang bertujuan dapat mencapai potensi maksimal massa tulang, pada usia remaja pencegahan terbaik adalah terpenuhinya kebutuhan nutrisi tidak hanya kalsium melainkan juga protein, mineral, vitamin D.

Dan pada usia dewasa tetap melakukan aktivitas fisik dan olahraga untuk menjaga berat badan ideal, tidak merokok dan menjauhi minuman beralkohol.

Sehat dan Tetap Optimis di Usia Tua.
Al-Qur’an juga memberikan solusi dalam mengatasi segala permasalahan yang dihadapi oleh para usia lanjut, sebagaimana yang tersirat dalam Q.S. Al-Hijr ayat 54 agar setiap orang yang telah menginjak usia lansia, hendaklah tetap semangat dalam menjalani hidup, dan jangan mudah putus asa (maka janganlah kamu termasuk orang – orang yang berputus asa) putus harapan.

Sikap optimis memiliki banyak manfaat baik untuk kita, dalam beberapa studi mengemukakan bahwa orang yang optimis, banyak bersyukur dan riang gembira cenderung tidak mengalami gangguan kesehatan seiring bertambahnya usia.

Jadi, mereka pada akhirnya bisa hidup lebih lama daripada mereka yang pesimis.
Tetap optimis di usia tua dan konsisten lakukan upaya pencegahan osteoporosis, langkah utama yang harus dilakukan adalah menghindari atau mengatasi faktor risikonya.

Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah, berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin D, atau mengonsumsi suplemen bila perlu, berhenti merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

Selain itu, lansia juga disarankan untuk berolahraga secara rutin untuk memperkuat otot, serta koordinasi dan keseimbangan tubuh dengan olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda dan senam lansia.

Tetap optimis dan produktif di usia tua, Ibadah ditingkatkan, Do’a sehat lahir batin keselamatan dunia dan akhirat dipanjatkan kepadaNya, gaya hidup sehat dibudayakan, “Step Up for Bone Health” atau “Langkah untuk Tulang yang Sehat” Selamat memperingati Hari Osteoporosis Sedunia Semoga tetap sehat, sehat lahir batin di usia tua.
(*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com