CIREBON — Mencintai dan bangga terhadap produk dalam negeri termasuk sikap bela negara atau nasionalisme. Karena sikap mencintai produk dalam negeri berarti masyarakat bangga dengan apa yang dihasilkan di negaranya sendiri. Sikap bangga ini bisa ditunjukkan melalui pemikiran serta perbuatan yang memperlihatkan kesetiaan terhadap produk dalam negeri karya anak bangsa.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik mengajak masyarakat agar mencintai produk buatan Indonesia untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui Forum Digitalk Kominfo dengan mengangkat tema “Cinta Buatan Indonesia untuk Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional” disiarkan langsung dari Grand Tryas Cirebon yang diikuti oleh peserta secara daring dan luring, Jum’at (03/12/2021).

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim (IKPM), Kementerian Kominfo Septriana Tangkary, SE., MM selaku keynote speaker pada acara tersebut mengatakan bahwa dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni industri berdasarkan cyber-pyhsical yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation.

Sayangnya saat ini di era internet of things (IoT) Indonesia masih berada dalam masa pandemi Covid-19. Guna menangani pandemi, pemerintah berupaya menangani pandemi dengan mempertimbangkan sisi kesehatan dan perekonomian secara bersamaan.

“Oleh karena itu, sebagai langkah percepatan penanganan Covid-19, serta pemulihan perekonomian, pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN),” paparnya.

Ia melanjutkan, salah satu upaya lainnya untuk mendukung UMKM dan sekaligus mendorong masyarakat membeli produk lokal adalah melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Gernas ini sejalan dengan visi Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai The Next Digital Energy of Asia.

Sementara, Wakil Walikota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati memaparkan bahwa kondisi level Pandemi Covid-19 di Cirebon sudah tidak pada level pedas lagi, dan kebangkitan perekonomian yang terjadi sudah cukup signifikan.

“Cirebon sebagai daerah yang terkenal dengan sektor perdagangan dan jasa, utamanya batik dan makanan, pemerintah tentu terus mensupport kegiatan UMKM tersebut dan bidang lainnya melalui pendampingan,” kata Wakil Walikota Cirebon.

Melalui pendampingan-pendampingan Eti Herawati meyakini bahwa pada tahun 2022 dengan dukungan pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Cirebon sendiri, akan ada kenaikan produksi-produksi UMKM yang cukup signifikan.

Narasumber selanjutnya, Harry Saputra Gani, SH selaku Anggota DPRD Kota Cirebon menyampaikan bahwa Pandemi Covid-19 telah membuat kita susah bergerak dikarenakan banyaknya regulasi atau protokol kesehatan yang menyebabkan tidak bisa lagi UMKM untuk berbisnis. Padahal dalam dunia berbisnis ada satu kunci yang sebenarnya dapat menyelamatkan perekonomian, yaitu pentingnya beradaptasi terhadap perubahan.

“Seperti yang dikatakan Ibu Septriana bahwa sudah terdapat 65 juta UMKM di Indonesia, dimana angka itu sudah dari seperempat jumlah penduduk di Indonesia. Jika saja 65 juta tersebut, UMKM dapat menyokong kehidupan karyawannya, maka Indonesia pasti sudah terbebas dari pengangguran,” katanya penuh semangat.

Dia menyebutkan cara agar UMKM Indonesia dapat naik kelas yaitu dengan cara mengubah mindset untuk tidak lagi melihat produk-produk Indonesia sebagai produk yang tidak berkualitas dan ketinggalan zaman yang secara tidak langsung telah mendegradasi produk-produk lokal kita.
Sementara itu Narasumber terakhir yaitu Ahmad Kaelani, M.Pd selaku Penggiat Sosial memaparkan bahwa wajah Indonesia saat ini sedang berada pada puncak keemasan, dimana kehidupan sudah berada pada taraf yang lebih baik dari sisi kehidupan pribadi, maupun bermasyarakat.

Menurut Kaelani, Milenial yang biasa berpikir out of the box, kaya akan ide dan gagasan dan mampu mengkomunikasikannya dengan cemerlang, serta aktif berselancar pada sosial media, mereka mampu dalam menimbulkan konsekuensi tersendiri bagi dunia kerja dan enterpreneurship, yakni pada periode ekonomi kreatif.

“Era globalisasi membuat banyak sekali produk asing yang beredar di Indonesia. Indonesia. Sebagai warga negara, khususnya generasi milenial harus mencintai produk dalam negeri agar dapat membantu perekonomian negara dan membantu mengembangkan kelompok usaha lokal. (**)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com