Example 650x100

Luwu, katasulsel.com — Luwu kembali diuji. Kali ini soal kesehatan bayi. Vaksin yang seharusnya tersedia di Posyandu dan Puskesmas, malah nihil.

Ibu-ibu yang membawa bayinya pulang dengan tangan kosong. Imunisasi tertunda. Ancaman penyakit makin nyata.

Jumardi, Ketua PD IWO Luwu Raya, mengalaminya langsung. Cucunya, bayi dua bulan, tak bisa menerima vaksin BCG yang seharusnya sudah diberikan sejak umur satu bulan.

Example 300x500

Ketika balik untuk imunisasi susulan di bulan Maret, vaksin tetap kosong. Bukan cuma BCG, vaksin DPT-HB-Hib 1 dan PCV 1 juga tak ada.

Petugas Posyandu di Desa Tanarigella mengaku serba salah. Vaksin kosong sudah beberapa bulan. Warga yang datang kecewa.

Dinas Kesehatan Luwu? Tak ada suara. Kadinkes Rosnawari saat dikonfirmasi memilih bungkam, alasan sibuk rapat di Makassar.

Jumiati, penanggung jawab gudang farmasi, juga tak merespons.

Kondisi ini berbahaya. Kekosongan vaksin bisa membuka pintu bagi wabah.
Campak, difteri, TBC, hepatitis, semua bisa menyerang bayi yang belum mendapat imunisasi.

Yang lebih miris, vaksin yang langka di fasilitas kesehatan pemerintah justru tersedia di klinik swasta.

Bedanya, di sana harus bayar. Lantas, di mana peran pemerintah? Apakah imunisasi gratis hanya sekadar jargon? (jas)