Ditulis Oleh: Mulyana A I Mahasiswa Universitas Negeri Makassar

GURU memiliki peran yang sangat penting di dalam dunia pendidikan untuk menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Tidak kalah pentingnya, dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pembelajaran ini, Guru dituntut agar dapat mengupayakan terciptanya kondisi pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini penggunaan media dalam dunia pendidikan atau yang sering disebut dengan media pembelajaran menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 40 ;2

Dalam masa pandemi ini, siswa dengan berat hati harus melakukan proses pembelajan di rumah. Dengan memanfaatkan smartphone atau laptop, siswa dapat dengan mudah melakukan pembelajaran jarak jauh dan dengan efektif. Daring atau dalam jaringan, adalah sebutan untuk pembelajaran yang dilakukan melalui smartphone atau laptop. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan melalui pertemuan virtual via Zoom atau Google Meet. Pembelajaran yang dilakukan dengan tidak virtual, biasanya dilakukan melalui aplikasi Google Class, dimana guru dapat dengan mudah mengatur rencana pembelajarannya. Hal ini sangat membantu selama masa pandemi.

Namun, hal ini juga kadang menjadi penyebab menurunnya motivasi siswa dalam belajar. Minimnya pengetahuan guru akan penggunaan smartphone atau laptop menjadi penyebab utama menurunnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dengan tidak memahami cara penggunaan smartphone atau laptop dengan baik, pembelajaran menjadi tidak kondusif. Sehingga karena tidak memahami penggunaan smartphone atau laptop hanya mengirimkan materi kepada siswa untuk dibaca dan diakhir jam pelajaran hanya memberi siswa tugas untuk dikerjakan.

Biasanya guru yang tidak memahami penggunaan smartphone atau laptop dengan baik, akan menggunakan aplikasi WhatsApp untuk melakukan pembelajaran. Dengan cara membuat group percakapan dimana anggota dalam group tersebut ialah orangtua murid. Hanya dengan mengirimkan materi tanpa memberi penjelasan apa-apa, lalu diakhir jam pelajaran memberikan siswa tugas untuk dikerjakan. Hal tersebut sangat tidak efektif dan tidak membuat siswa untuk termotivasi dalam belajar baik itu motivasi secara intrinsik atau ekstrinsik.

Alif Maulana (11), siswa yang bersekolah di SD Inpres Bunde, mengaku mengalami penurunan nilai selama masa pandemi ini. Ia mengaku bahwa selama masa pandemi pembelajaran hanya dilakukan dengan cara guru memberi materi diawal jam pembelajaran untuk dibaca, dan memberi LKS untuk dikerjaan diakhir pembelajaran. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan meningkatkan angka rendahnya penurunan minat belajar siswa.

Dengan terampilnya seorang guru dalam pemanfaat penggunaan gadget, makan akan berdampak pada tingkat prestasi siswa. Pembelajaran akan menjadi kondusif dan efektif. Walaupun nanti masa pandemi akan berakhir, gadget akan tetap menjadi media yang sangat penting bagi proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran daring ini juga harus melibatkan strategi yang pas untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa agar nilai siswa bisa memuaskan, mulai dari memberikan reward pada siswa, memberikan dorongan belajar, membantu kesulitan belajar siswa, dan yang terpenting adalah mampu memanfaatkan media dengan baik dan sesuai tujuan pembelajaran. Bagi guru yang tidak atau belum mahir penggunaan gadget, dapat mengikuti pelatihan tentang penggunaan gadget/teknologi digital lainnya. Sering berlatih di rumah (otodidak) dengan membuka youtube dan mempelajarinya, mencari tahu aplikasi pendukung pembelajaran lain yang menurutnya dapat dengan mudah dipahami baik oleh guru maupun siswa, mengikuti gerakan kolaborasi Guru Berbagi, meningkatkan kompetensi dan kualitas.

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com