
Soppeng, katasulsel.com – Peristiwa memilukan heboh di Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Jafar alias JF (50), seorang penjual bambu dan tukang bentor, diduga melakukan pencabulan terhadap Mawar (7), bocah kelas 1 SD yang merupakan anak tetangganya sendiri.
Kasus ini terbongkar setelah Mawar mengeluhkan rasa sakit di bagian kemaluannya.

Kejanggalan semakin terlihat saat orang tuanya mendapati darah keluar dari kemaluan dan dubur Mawar.
Setelah didesak, Mawar akhirnya mengaku telah menjadi korban pelecehan berulang kali oleh Jafar.
Ironisnya, perbuatan bejat itu dilakukan dengan iming-iming uang Rp10.000 kepada korban.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Soppeng, Iptu Nurman Matasa SH MH, melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Aiptu Fajar Nur, membenarkan laporan tersebut.
“Betul, ada laporan yang masuk dan saat ini terduga pelaku sudah diamankan. Penyidik masih mendalami kasus ini, sambil menunggu hasil Visum et Repertum,” ujar Aiptu Fajar Nur, Kamis (13/3/2025).
Sementara itu, Lurah Cabenge, Chaeruddin S.Sos, juga memberikan keterangan terkait kasus ini.
“Korban awalnya hanya mengeluh sakit, namun setelah ditanya lebih lanjut, ia akhirnya mengaku mengalami pencabulan berulang kali oleh tetangganya sendiri,” jelasnya.
Psikolog, Rina Safitri, menegaskan bahwa korban kejahatan seksual seperti ini berisiko mengalami trauma berat.
“Anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual sering mengalami ketakutan berkepanjangan, kehilangan rasa percaya diri, bahkan bisa mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
Dukungan keluarga dan terapi psikologis sangat dibutuhkan agar korban bisa pulih secara mental,” paparnya.
Rina juga menambahkan bahwa masyarakat harus lebih waspada dan mengajarkan anak-anak untuk berani berbicara jika mengalami perlakuan yang tidak pantas.
Harapan Akan Keadilan Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia.
Masyarakat setempat berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal dan kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Kami ingin proses hukum berjalan seadil-adilnya. Jangan ada celah bagi pelaku untuk lolos dari pertanggungjawaban,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Sementara itu, pihak kepolisian memastikan bahwa kasus ini ditangani dengan serius dan mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melapor jika mengetahui tindak kejahatan serupa.
“Kami berkomitmen untuk memberikan keadilan bagi korban dan menindak tegas para pelaku kekerasan seksual,” tegas Iptu Nurman Matasa. (*)
Tinggalkan Balasan