Example 650x100

Sidrap, katasulsel.com — Jelang lebaran, Pasar Sentral Amparita tampak ramai, Minggu, 23 Maret 2025.

Hiruk-pikuk khas pasar tradisional terasa kental. Pedagang sibuk menawarkan dagangan, pembeli menawar harga.

Di tengah keramaian, Sertu Anwar, Babinsa Koramil 1420-02/Tellu Limpoe, terlihat berkeliling pasar.

Example 300x500

Bukan untuk belanja sih, tapi memantau harga dan stok bahan pokok. Ramadan sudah berjalan, Lebaran di depan mata. Semua harus terkendali.

Hasil penelusuran langsung di lapangan, menyebutkan harga beras premium masih di angka Rp 17.000 per kilogram. Stabil, tak melonjak.

Daging sapi juga aman di Rp 130.000 per kilogram.

Minyak goreng? Bermain di angka Rp 15.000 sampai Rp 27.000 per liter, tergantung merek.

Tak ada indikasi kenaikan drastis meski lebaran sisa menghitung hari lagi. Telur ayam ras pun bertahan di angka Rp 50.000 per rak, sementara telur bebek asin sedikit lebih tinggi, Rp 60.000 per rak.

Sayur-mayur dan bumbu dapur juga masih bersahabat. Bawang merah di Rp 30.000 per kilogram, bawang putih sedikit lebih mahal, Rp 45.000 per kilogram. Pedagang tersenyum, pembeli lega. Tidak ada keluhan berarti.

Sertu Anwar tampak puas. Ia memastikan semua berjalan lancar. Tidak ada spekulasi liar yang bikin harga melambung tanpa alasan jelas.

Stok cukup, distribusi aman. Ramadan kali ini terasa lebih tenang. Warga bisa fokus beribadah tanpa dihantui kekhawatiran soal kebutuhan dapur.

Ia sempat berbincang dengan beberapa pedagang dan pembeli. Rata-rata mengaku puas dengan kondisi pasar saat ini.

“Alhamdulillah, tidak ada lonjakan harga yang bikin pusing,” kata seorang ibu sambil membawa kantong belanjaan penuh.

Namun, Anwar tak lengah. Ia tahu dinamika pasar bisa berubah cepat. Peran pemerintah daerah jadi kunci. Pengawasan harus terus jalan.

Jika ada lonjakan harga tiba-tiba, langkah antisipasi harus sigap dilakukan. Jangan sampai warga kecil jadi korban permainan pasar.

Pasar tradisional memang ibarat denyut nadi ekonomi rakyat kecil. Jika harganya stabil, kehidupan terasa lebih ringan.

Ramadan ini jadi bukti bahwa koordinasi yang baik antara pemerintah, aparat, dan pedagang bisa menciptakan harmoni pasar yang menenangkan.(*)