Katasulsel.com, Sidrap — Banyak istilah yang muncul sejak jalan poros Sidrap-Soppeng, tepatnya mulai di Desa Tanete, Kecamatan Maritengngae hingga di Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, rusak parah. Istilah yang paling santer yakni “jalan lain menuju roma”.

Adapun “jalan lain menuju roma” yang dimaksud adalah jalan alternatif yang kondisinya jauh lebih mulus dibandingkan jalan poros Soppeng-Sidrap yang rusak parah saat ini. Jalan alternatif yang terletak di jalan masuk Kelurahan Arateng Kecamatan Tellu Limpoe itu, kini lebih ramai dilalui pengguna jalan. Malahan, jalan alternatif menuju Pangkajene, ibu kota Sidrap itu, sudah diketahui sebagian besar warga Soppeng. Mereka ikut memilih melintasi jalan itu apabila hendak mengakses Pangkajene, ibu kota Sidrap.

“Rata-rata orang Soppeng sudah tahu “jalan lain menuju roma” ini. Mereka mengaku lebih nyaman melalui jalan ini dibanding melintasi jalan poros yang rusak parah antara Amparita hingga Tanete,” tutur salah seorang warga Dusun Panrengnge, Kelurahan Arateng, Kecamatan Tellu Limpoe, Risman (32), Rabu, 11 Mei 2022.

Di tengah ramainya arus lalu lintas di “jalan lain menuju roma” di Sidrap itu, Risman berharap instansi terkait pemerintah daerah, dalam hal ini dinas perhubungan lebih memperhatikan kondisi jalan.

Masalahnya, beber Risman, sejak “jalan lain menuju roma” itu menjadi alternatif pengguna jalan, mobil bertonase berat, utamanya pengangkut gabah dan material bangunan, juga sudah keenakan melintasi jalan tersebut.

Menurut Risman, kebiasaan itu harus dihentikan, sebab jika dibiarkan terus menerus, bukan mustahil jalan alternatif itu akan jauh lebih rusak lagi dibanding dengan jalan poros Soppeng-Sidrap yang rusak parah itu.

“Jalan itu memang diperuntukkan bagi masyarakat, tapi harus dibatasi juga. Jangan semua kendaraan berat lewat disitu, itu bisa merusak jalan,” kata Risman.

Penuturan warga lainnya, Mahmud (52) jika “jalan lain menuju roma” di Sidrap itu, kondisinya sudah tidak sekuat dulu.

Malahan kata Mahmud, sudah ada titik tertentu yang ambrol akibat terjadinya pergeseran tanah yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Bagi saya, memang dinas terkait pemerintah daerah harus turun tangan. Mesti ada pengaturan disana, mana yang boleh melintas dan yang mana tidak demi menjaga dan merawat jalan penghubung antar kecamatan itu,” kata Mahmud.

Hal lain diutarakan Mahmud, pemerintah provinsi juga seharusnya segera memperbaiki jalan poros Soppeng-Sidrap itu. “Itukan memang tanggung jawab pemerintah provinsi, bukan pemerintah daerah,” kata Mahmud.

Pemkab Sidrap Pasangi Lampu Jalan

Ada pemandangan lain yang terjadi di “jalan lain menuju roma” di Sidrap tersebut.

Jika dulunya sepanjang “jalan lain menuju roma” itu gelap gulita saat malam hari, maka tidak lama lagi sepanjang jalan itu akan terang benderang. Pemkab Sidrap saat ini tengah berupaya memasangi lampu penerangan.

Pemantauan media menyebutkan, dinas tata kota sudah mulai mengerjakan penerangan lampu di “jalan lain menuju roma” tersebut.

Perkembangan terkini, sudah ada beberapa tiang jalan penerangan umum (JPU) yang terpasang. Petugas bahkan mulai menarik kabel listrik dari satu tiang ke tiang yang lainnya. (*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com