ENREKANG — Songko Uwe adalah sejenis topi yang terbuat dari rotan. Songko Uwe diproduksi di Desa Tallang Rilau Kecamatan Bungin, Kabupaten Entekang.

Desa ini menjadi satu-satunya yang terdapat pengerajin songko uwe. Bahkan sudah dibuat sejak 32 tahun lalu.

Pemkab Enrekang melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata berkomitmen melestarikan produk wisata ini. Mumpung penggiatnya masih hidup dan masih bisa memproduksi, dengan syarat diberikan fasilitas berupa mesin.

Hal ini ditegaskan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispopar Jumurdin saat membawakan materi kebijakan dan program pembangunan kepariwisataan daerah untuk pembangunan desa pada pelatihan pengelolaan Desa wisata di Villa Bampapuang, 8 November 2021.

“Luar biasa potensi wisata kita, tinggal dikelola dengan baik. Itu ada (songko uwe) dari Tallang Rilau. Satu-satunya di Enrekang,” kata Jumurdin

Pada dasarnya, pemerintah sangat mengapresiasi dan mendorong penuh pengembangan wisata khususnya di Desa. “Kita sangat dorong wisata. Manfaatkan peluang ini untuk mengembangkan desa,” sambungnya.

Pariwisata desa disebut Jumurdin sangat potensial. Ia mencontohkan Bali, dimana tak ada desa yang ingin naik status menjadi kelurahan. Sebab desa lebih berpeluang berkembang dari sektor pariwisata.

Sementara Direktur Poltekpar, Muhammad Arifin yang juga menjadi pemateri para pelatihan tersebut lebih banyak menjabarkan terkait teknis pengelolaan wisata hingga dampak atau manfaat peningkatan ekonomi dan kesejahteraan di Desa.

” Singkatnya bahwa semua potensi wisata mesti dilestarikan dan dikelola dengan baik seperti Songko Uwe (dari Tallang Rilau itu) sehingga banyak masyarakat diberdayakan terutama para pemuda,” kata pria asal Enrekang itu. ( Ombass)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com