Ditulis Oleh : Alviansyah Sugama l Mahasiswa Akuntansi
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu bentuk usaha penyajian informasi secara khusus atau umum yang memiliki tujuan menampilkan data sebagai media informasi dalam bidang keuangan, yang terdiri dari formulir, catatan dan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan terkait keuangan.

Di zaman globalisasi era 4.0 sebuah sistem informasi saat ini dilakukan dengan basis digital, banyak sekali aplikasi yang memfasilitasi informasi akuntansi untuk masyarakat. Jika pada zaman dulu sistem informasi disajikan dengan metode konvensional melalui pencatatan dalam buku dan membutuhkan waktu yang lama, sistem informasi pada zaman sekarang sudah terangkum dalam satu aplikasi sistem yang mempercepat proses penyajian data. Fungsi utama SIA adalah sebagai penyedia informasi keuangan bagi suatu entitas bisnis sebagai bahan dasar pembuatan laporan keuangan.

Dalam memahami SIA ada enam komponen dasar yang harus dipahami sebagai langkah awal dalam membuat sistem informasi yaitu :

  1. Sumber Daya Manusia
  2. Prosedur dan instruksi
  3. Data
  4. Perangkat lunak
  5. Infrastruktur teknologi informasi
  6. Pengendalian Internal

Pada enam komponen ini memiliki fungsi yang berbeda sebagai penunjang SIA yang akan diimplementasikan ke masyarakat.

Salah satu implementasi dari SIA adalah adanya Financial Technology (Fintech), di Indonesia fintech sudah mulai menjadi konsumsi bersama di masyarakat, masyarakat di era globalisasi saat ini sudah mulai terbiasa dengan sistem informasi, banyak aplikasi berbasis android yang memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas bisnis dan menampilkan data secara real time.

Contoh sistem SIA yang biasa dijumpai di masyarakat antara lain e-banking, e-learning, e-commerce, booking online, enterprise resources planning (ERP) dan masih banyak lagi. Masyarakat di dunia usaha yang tidak mengikuti perkembangan teknologi tentu akan mengalami kesulitan dikarenakan segmentasi pasar saat ini mengarah pada pasar digital dikarenakan budaya masyarakat modern saat ini menuntut akan kemudahan dan efisiensi dalam melakukan sebuah transaksi jual beli.

Fintech memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas keuangan, jenis fintech ada empat yaitu :

  1. Crowfunding (Sebagai platform kerjasama dalam bidang penggalangan dana atau bantuan)
  2. Payment, Clearing dan Settlement (Sebagai payment gateway suatu transaksi keuangan)
  3. Market Anggregator (Sebagai penyedia bahan informasi perbandingan produk keuangan)
  4. Manajemen Resiko Investasi (Sebagai bahan informasi dasar untuk mengetahui resiko investasi)

Contoh aplikasi fintech yang ada di masyarakat dikelompokan menjadi empat jenis yaitu :

  1. Pembayaran, Kliring, dan Penyelesaian (Payments, Clearing and Settlement)

Jenis ini memberikan layanan sistem pembayaran secara online melalui dompet elektronik atau uang digital. Sistem ini diselenggarakan baik oleh bank maupun lembaga keuangan non-bank. Doku, Sakuku BCA, T-cash, Go-pay dan Ovo adalah beberapa contoh fintech jenis ini yang pastinya sudah tidak asing bagi masyarakat.

  1. Deposito, Pinjaman dan Penambahan Modal (Deposits, Lending and Capital Raising)

Inovasi fintech yang paling umum di bidang ini adalah crowdfunding, platform P2P lending, dan payday loan. Fintech jenis P2P lending menghubungkan pemberi pinjaman (investor) dengan para pencari pinjaman dalam satu platform. Satu peminjam dapat didanai oleh dana yang telah terkumpul dari beberapa investor. Nantinya para investor akan mendapatkan bagian keuntungan dari dana yang ia pinjamkan. Beberapa contoh fintech jenis ini adalah Modalku, Investree, Akseleran, dan UangTeman.

  1. Market Provisioning/Aggregators

memiliki fungsi mengumpulkan berbagai informasi pasar yang bisa dimanfaatkan konsumen sesuai kebutuhan. Fintech jenis ini memberikan perbandingan produk mulai dari harga, fitur hingga manfaat. Tentunya layanan tersebut sangat memudahkan masyarakat untuk mengambil keputusan dengan lebih efisien dibandingkan harus mencari satu persatu informasi secara terpisah. Contohnya Cekaja, Cermati, KreditGogo, dan lainnya.

  1. Manajemen Resiko dan Investasi (Investment and Risk Management)

Layanan yang diberikan fintech jenis ini dapat berupa perencanaan atau penasehat keuangan, platform perdagangan online serta asuransi. Jika memiliki rencana keuangan tersebut, layanan ini menjadi sangat penting sebagai sarana edukasi. Masyarakat juga akan dijelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan terkait proses, kelebihan dan kekurangan, kualitas, serta model investasi yang cocok agar tidak merugikan.
Diambil dari refrensi data (e.g. “Kiwi,” 2020).

SIA juga mempunyai sub sistem yang memudahkan masyarakat dalam mengelola keuangan, ada lima sub sistem yaitu :
Sub Sistem Pendapatan
Berfungsi sebagai pencatatan sampai pelaporan suatu pendapatan yang mencakup (otorisasi pencatatan kredit, pengambilan penerimaan barang, sampai pencatatan kas).

  1. Sub Sistem Pengeluaran
    Berfungsi sebagai pencatatan suatu permintaan atau pembelian suatu transaksi.
  2. Sub Sistem Payroll
    Berfungsi sebagai otomatisasi suatu pembayaran atau penggajian dalam perusahaan.
  3. Sub Sistem Produksi
    Berfungsi sebagai bahan pertimbangan dasar dalam mencatat sebuah bahan pokok suatu produk.
  4. Sub Sistem Keuangan
    Berfungsi sebagai media laporan keuangan yang dicatat dalam jurnal transaksi sampai buku besar.

Secara garis besar SIA adalah suatu komponen baru yang berada di zaman modern yang berfungsi sebagai alat penunjang produktifitas dan efektivitas di masyarakat, jika masyarakat tidak mengikuti perkembangan dari SIA tentu akan kesulitan dan tertinggal oleh perkembangan zaman yang terus berkembang.

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com