
Namun, politik tak selalu sesederhana wajan dan bumbu. Di baliknya, ada kalkulasi rumit dan kepentingan besar.
Akankah nasi goreng kembali menjadi jembatan? Atau, ia akan tinggal cerita manis dari masa lalu?
Yang pasti, bagi Megawati, nasi goreng bukan sekadar makanan. Ia adalah cerita, simbol, dan harapan: bahwa di tengah perbedaan, selalu ada jalan untuk duduk bersama.

Di meja makan, kita semua sama—manusia yang ingin hidup damai dan bahagia.(*)
Halaman
Tinggalkan Balasan