Makassar — Rumah panggung di Sulawesi Selatan adalah bentuk arsitektur tradisional yang digunakan oleh masyarakat Bugis dan Makassar.

Rumah ini dibangun dengan mengangkat bangunan utama di atas tiang-tiang yang dikelilingi oleh lantai yang terbuka di sekitar sisi-sisi rumah.

Fungsi utama rumah panggung adalah untuk melindungi rumah dari banjir dan untuk memberikan ruang bawah tanah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang.

Rumah panggung juga menyediakan ruang yang cukup luas untuk keluarga besar dan tamu yang datang berkunjung.

Sejarah rumah panggung di Sulawesi Selatan berasal dari budaya laut, karena masyarakat Bugis dan Makassar adalah masyarakat yang sangat berkecimpung dalam kegiatan perdagangan laut.

Selain itu, rumah panggung juga mencerminkan kesenian dan budaya masyarakat Bugis dan Makassar.

Pada rumah panggung terdapat hiasan-hiasan yang indah dan khas yang dikenal sebagai “La Galigo”, yang merupakan simbol kekayaan dan kemewahan keluarga yang tinggal di dalamnya.

La Galigo juga mencerminkan keyakinan keagamaan masyarakat Bugis dan Makassar yang menganggap bahwa rumah adalah tempat yang harus dihormati dan dijaga dengan baik.

Selain itu, rumah panggung juga menjadi tempat untuk menyelenggarakan acara-acara sosial dan keagamaan seperti pernikahan dan khitanan.

Pada masa lalu, rumah panggung juga digunakan sebagai tempat untuk menyimpan kapal-kapal tradisional yang digunakan dalam perdagangan laut.

Rumah panggung di Sulawesi Selatan masih dapat ditemukan di beberapa kota seperti Makassar, Sungguminasa, dan Bira.

Namun, dengan perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup masyarakat, rumah panggung semakin jarang ditemukan dan digunakan sebagai tempat tinggal. Namun, rumah panggung masih diakui sebagai warisan budaya yang penting dan dihormati oleh masyarakat Bugis dan Makassar.

Kemajuan teknologi dan perkembangan zaman juga membuat rumah panggung mengalami perubahan dari segi desain dan material yang digunakan.

Pada masa lalu, rumah panggung dibangun dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai bahan utama, namun sekarang banyak rumah panggung yang dibangun dengan menggunakan bahan-bahan modern seperti baja dan beton.

Walaupun desain dan material yang digunakan telah berubah, namun rumah panggung masih menjaga ciri khas dan keunikan yang khas dari arsitektur tradisional Sulawesi Selatan.

Beberapa pemerintah daerah juga telah mengeluarkan program untuk melestarikan rumah panggung sebagai warisan budaya.

Salah satunya adalah dengan mengubah rumah panggung yang sudah tidak digunakan menjadi rumah museum atau rumah wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan.

Ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya serta dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat.

Secara umum, rumah panggung di Sulawesi Selatan merupakan warisan budaya yang penting bagi masyarakat Bugis dan Makassar.

Rumah ini mencerminkan sejarah, kesenian, dan kepercayaan keagamaan masyarakat setempat yang masih dihormati dan dipelihara hingga saat ini.

Selain itu, rumah panggung juga merupakan bagian penting dari arsitektur tradisional Indonesia.

Arsitektur tradisional ini menunjukkan bagaimana masyarakat tradisional menyesuaikan dengan lingkungan alam dan iklim yang ada di daerah mereka.

Rumah panggung di Sulawesi Selatan dibangun dengan mengangkat bangunan utama di atas tiang-tiang yang dikelilingi oleh lantai yang terbuka di sekitar sisi-sisi rumah. Hal ini dapat membantu dalam mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di daerah tersebut.

Arsitektur tradisional juga menunjukkan sejarah dan budaya masyarakat yang bersangkutan.

Rumah panggung di Sulawesi Selatan menunjukkan bagaimana masyarakat Bugis dan Makassar yang sangat berkecimpung dalam kegiatan perdagangan laut.

Rumah panggung juga menjadi tempat untuk menyelenggarakan acara-acara sosial dan keagamaan yang merupakan bagian dari budaya masyarakat setempat.

Keseluruhan, Rumah panggung di Sulawesi Selatan merupakan warisan budaya yang penting bagi Indonesia dan harus dilestarikan sebagai bagian dari sejarah dan budaya negara.

Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam melestarikan dan mengapresiasi arsitektur tradisional ini sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.

(ris/nan)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com