Sidrap – Statemen Kabid KB Dinkes Sidrap, Syahrul Mubarak SKM, AMd KP yang menyebutkan “Anak-anak melahirkan anak-anak” cukup menyita perhatian.

Pernyataan Syahrul tersebut kian heboh, setelah Syamsuddin Bellong memposting di media sosial akun facebook miliknya beberapa waktu lalu.

Dalam postingannya itu, Syamsuddin Bellong menuliskan caption yang berbunyi; terkait dengan Riset Sistem Pemberdayaan Majelis Taklim dan Pembinaan Ketahanan Keluarga di Kab Sidrap. Ada hal menarik yang perlu jadi titik fokus adalah anak-anak melahirkan anak-anak, anak-anak yang mendidik anak-anak hmhnhmhmhnhm…..menarik menarik
Terima kasih Pak Kabid 👍.

Lantas, benarkah Kabid KB Dinkes Sidrap, Syahrul tersebut pernah menyampaikan statemen tersebut. Kemudian, apa maksud dari ‘Anak melahirkan anak-anak’ itu?

Kabid KB Dinkes Sidrap, Syahrul yang diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis, 26 Januari 2022, siang, membenarkan dirinya yang menyampaikan statement itu.

Menurutnya, statemen yang pernah disampaikannya itu, terkait dengan tingginya angka pernikahan dini di Sidrap.

Kepada wartawan media ini, Syahrul menyampaikan bahwa dewasa ini (2022), data menyebutkan bahwa angka pernikahan dini atau anak di bawah umur di Sidrap, cukup tinggi.

“Itu maksudnya, dan tentu kita semua harus prihatin dengan keadaan itu. Otomatis jika anak-anak yang masih tergolong remaja itu telah menikah dan sudah melahirkan nanti, pastilah melahirkan anak-anak,” tutur Syahrul

Syahrul mempertegas jika statemen itu, tak ada maksud lain, selain sebagai wujud keprihatinan dirinya sehingga menjadi tanggung jawab semua pihak, khususnya para orang tua untuk menjaga anak.

Juga sambung dia, jika statement nya tersebut, ada kaitannya dengan kasus stunting di Sidrap yang masih diangka 25 %

“Kan kasihan kalau masih anak-anak harus menikah atau dinikahkan sementara dia belum dewasa. Mestinya kan nanti dewasa baru dinikahkan sehingga jika melahirkan dia sudah dewasa dalam merawat anak-anak yang ia lahirkan, itu rawan stunting loh, ” ujar Syahrul

Terakhir, Syahrul menyampaikan harapannnya agar ke depannya, para orang tua mendorong anak-anaknya untuk tetap menempuh pendidikan alias bersekolah.

Menurutnya, sekarang ini bukan lagi menjadi alasan ada anak tidak bersekolah karena alasan ekonomi keluarga. Asumsinya, ada sekolah gratis dan tersedia banyak beasiswa apabila tidak mampu dari segi ekonomi.

“Kita ini sebagai orang tua harus mendorong anak-anak kita untuk bersekolah, mengapa? sebab itu penting dan lagian pasti anak-anak kita itu punya cita-cita atau obsesi akan menjadi apa dia dikemudian hari,” ujar Syahrul.

Sebelumnya, media ini juga pernah merilis berita terkait fenomena pernikahan dini di Sidrap versi Kantor Pengadilan Agama (PA) Sidrap.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Plt Panitera Muda Hukum Kantor PA Sidrap, Mindriani Amin., S.H, menyebutkan angka pernikahan dini atau anak di bawah umur di Sidrap 2022 itu, memang tergolong tinggi. Jumlahnya hingga 500-an anak yang menikah.(*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com