
Buton Utara, katasulsel.com – Seperti sebuah panggung teater, cerita di Pemerintahan Buton Utara kembali menarik perhatian.
Cerianta, Plt. Kepala Dinas Kominfo, Ld. Mardan, baru-baru ini mengajukan pengunduran diri.
Namanya Mardan, baru sepekan dilantik, baru memulai babak baru, namun tiba-tiba ingin menutup buku.


Konfirmasi datang dari Sekretaris Daerah Buton Utara, Muh. Hardhy Muslim, yang mengatakan bahwa langkah Mardan terkesan gegabah.
“Sebagai bawahan, menolak perintah atasan adalah tindakan yang kurang elok,” tulisnya dalam pesan singkat, mengingatkan tentang kode etik ASN yang tak boleh diabaikan.

“Sebagai atasan, saya telah memberikan saran, namun Mardan tetap pada pendiriannya,” lanjut Hardhy, seakan menggambarkan ketidakpastian yang melingkupi pertemuan Mardan dengan Bupati.
Hari ini, saat Mardan melangkah menuju ruang Bupati, harapan dan ketakutan bertaut.
Dengan hati bergetar, ia menyampaikan keinginannya untuk mundur. Namun, Bupati Buton Utara berdiri tegas.
Ia menolak pengunduran diri itu, mengatakan bahwa alasan Mardan bersifat pribadi, jauh dari tanggung jawab yang diemban.
Bupati berkata, “Tanggung jawab ini lebih besar dari sekadar masalah pribadi.” Kata-kata itu mengalun, menegaskan bahwa setiap jabatan adalah sebuah amanah, bukan sekadar tanda tangan di atas kertas.
Sebagai penutup, Hardhy mengingatkan, agar tidak membiarkan drama ini menjadi kisah yang tertulis tanpa pelajaran.
Seperti halnya di panggung teater, setiap tokoh memiliki perannya. Namun, keputusan akhir ada di tangan Bupati, yang kini tetap memegang kendali di tengah gejolak emosi. (*)
Tinggalkan Balasan