Example 200x200

“Infrastruktur yang baik adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Kalau jalanan kita rusak, investor malas datang. Kalau akses transportasi sulit, harga bahan pokok melonjak. Ini yang harus kita perbaiki,” kata Alvin.

Ia sadar, membangun Buton bukan perkara membalikkan telapak tangan. Namun, dengan strategi yang matang, kerja keras, dan komunikasi yang solid dengan pemerintah pusat, tantangan itu bukan hal yang mustahil.

Sebagai daerah penghasil aspal alam terbesar di dunia, Buton harus mampu mengoptimalkan potensi ini.

banner 500x600 banner 400x500

Alvin menegaskan bahwa industri aspal di Buton tidak boleh sekadar menjadi penonton dalam proyek-proyek nasional, tapi harus menjadi pemain utama.

“Kita punya emas hitam yang harus dikelola dengan baik. Kalau selama ini kita hanya jadi pemasok mentah, ke depan kita harus punya industri pengolahan sendiri. Nilai tambahnya harus dirasakan masyarakat,” tegasnya.

banner 400x500

Selain itu, sektor perikanan dan pariwisata juga masuk dalam radar utama. Keindahan pesisir Buton dan hasil lautnya yang melimpah adalah modal besar yang selama ini belum dioptimalkan secara maksimal.

Dengan strategi yang tepat, Buton bisa menjadi destinasi unggulan dan pusat ekonomi baru di Sulawesi Tenggara.

Alvin juga menekankan pentingnya efisiensi anggaran dalam pembangunan. Bukan berarti menekan pengeluaran tanpa arah, tapi mengalokasikan dana pada sektor yang benar-benar berdampak langsung bagi masyarakat.

“Setiap rupiah yang keluar harus punya nilai guna. Kita akan pastikan tak ada anggaran yang sia-sia,” katanya.

Ia optimis, dengan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat, setiap tahapan pembangunan bisa berjalan dengan efektif. “InsyaAllah, kami tidak sekadar berjanji, tapi akan bekerja keras. Kabupaten Buton harus maju, dan itu tanggung jawab kami bersama,” tutupnya penuh semangat.

Pelantikan ini bukan sekadar seremoni lima tahunan, tapi awal dari babak baru kepemimpinan di Buton. Bukan mutasi pejabat yang jadi prioritas, melainkan membangun Buton dari akar hingga puncak.

Kini, semua mata tertuju pada Alvin Akawijaya dan Syarifuddin Saafa: akankah mereka benar-benar mengubah wajah Buton, atau sekadar menjadi nama dalam sejarah? Waktu yang akan menjawabnya.(*)