Example 200x200

Jakarta, katasulsel.com — Pada Jumat malam (8/11/2024), OpenAI mengumumkan bahwa layanan chatbot ChatGPT, yang sudah menjadi alat utama wartawan, mendadak hilang.

Apa jadinya jika teknologi yang selama ini menjadi ‘penyelamat’ mereka tiba-tiba menghilang?

Sebanyak 19.403 pengguna terjebak dalam gelapnya dunia maya.

banner 500x600 banner 400x500

Mereka yang biasa mengandalkan ChatGPT untuk mencari ide, menulis artikel, bahkan sekadar meringankan pekerjaan, kini terjebak dalam krisis informasi.

Apa yang terjadi? Seperti tubuh tanpa nyawa, dunia jurnalisme pun terhenti seketika.

banner 400x500

Para wartawan sudah lama bergantung pada AI ini. Tanpa sadar, mereka menjadi ‘pecandu digital’ yang seolah tak bisa bergerak tanpa bantuan ChatGPT.

Lantas, apakah ketergantungan ini justru menjadi ancaman tersembunyi? Jika kecanggihan teknologi bisa hilang dalam sekejap, apa yang tersisa dari dunia jurnalisme?

Kehilangan satu alat bisa mengguncang seluruh ekosistem. OpenAI berjanji untuk memulihkan layanan, namun bayangan ancaman lebih besar terus menghantui.

Apakah teknologi akan terus menggantikan manusia, atau justru menjadi ancaman yang harus diperhitungkan?

Saat ChatGPT kembali online, apakah wartawan akan kembali bangkit, atau justru terus terjebak dalam zona nyaman yang penuh ketergantungan?