
foto ilustrasi
Bone, Katasulsel.com — Kejutan datang dari Kabupaten Bone, di mana seorang pria bernama Syakur alias Cakur bin Alm. Marsuki, yang diduga terlibat dalam perdagangan narkotika, ditangkap oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulawesi Selatan.
Penangkapan ini menunjukkan keseriusan aparat kepolisian dalam memberantas jaringan narkoba yang merambah ke berbagai lapisan masyarakat.


Syakur ditangkap Kamis, 25 September 2024, setelah sebelumnya menerima pesan melalui WhatsApp dari seorang pria bernama Cika (DPO) yang meminta untuk membeli narkotika jenis shabu.
Tak menunggu lama, Syakur menghubungi rekannya, Achmad Yasin alias Lalli, untuk memastikan ketersediaan barang haram tersebut. Lalli memberi instruksi untuk bertemu di depan SMP 1 dan menyerahkan uang senilai Rp 200.000 kepada Syakur.

Namun, tanpa sepengetahuan Syakur, detik-detik yang akan menentukan nasibnya semakin dekat.
Setelah bertemu Lalli di depan toko kosmetik, Syakur menerima paket shabu yang disembunyikan dalam pembungkus rokok merek Marlboro dan memasukkannya ke dalam saku celananya.
Tidak ada yang tahu bahwa barang yang kini berada di tangannya adalah bom waktu yang akan mengubah hidupnya.
Beberapa jam setelah transaksi tersebut, tepatnya sekitar pukul 14.00 Wita, Syakur tiba di depan tempat kost Cika di Jalan Macege, namun aksi pengejaran telah dimulai.
Tim Direktorat Narkoba Polda Sulsel, memergoki kedatangannya dan langsung melakukan penggeledahan.
Barang bukti berupa shabu yang tersembunyi dalam bungkus rokok, serta sebuah batang kaca pireks, ditemukan dalam penggeledahan tersebut.
Syakur mengakui bahwa paket shabu itu diperolehnya dari Lalli dengan harga Rp 200.000 dan berencana untuk mengantarkannya kepada Cika.
Namun, tindakan cepat pihak kepolisian tidak berhenti sampai di situ.
Pengembangan kasus pun segera dilakukan. Tak lama setelah penangkapan Syakur, Lalli berhasil dibekuk di Jalan Gunung Jaya Wijaya.
Dari penggeledahan yang dilakukan, ditemukan dua sachet shabu yang disembunyikan dalam kantong jaket Lalli, serta sebuah handphone.
Peristiwa ini bukan hanya membuka mata tentang peredaran narkotika yang semakin mengkhawatirkan, tetapi juga menegaskan betapa rapuhnya batas antara kejahatan dan kehidupan sehari-hari.
Penangkapan ini membuktikan bahwa tak ada tempat yang aman bagi mereka yang terlibat dalam jaringan narkoba, meski mereka menyelipkan diri di tengah rutinitas masyarakat.
Kini, kedua terdakwa, Syakur dan Lalli, sedang menjalani pemeriksaan di Kantor Ditresnarkoba Polda Sulsel, sementara barang bukti yang ditemukan diuji di Laboratorium Forensik Polda Sulsel untuk memastikan kandungannya.
Hasil laboratorium menunjukkan bahwa shabu yang ditemukan mengandung metamfetamina, yang tergolong dalam Golongan I sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI.
Perbuatan Syakur dan Lalli diancam dengan pidana berdasarkan Pasal 114 ayat (1) dan Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Masyarakat Kabupaten Bone kini menunggu proses hukum yang adil untuk kedua pelaku, berharap agar langkah ini menjadi titik terang dalam pemberantasan narkoba di wilayah Sulawesi Selatan.
Penangkapan ini bukan sekadar sebuah berita kriminal, tetapi juga sebuah panggilan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap peredaran narkoba yang dapat menghancurkan masa depan dan merusak tatanan sosial.
Setiap langkah hukum yang diambil kini adalah bagian dari upaya untuk memutus mata rantai yang semakin membelit generasi bangsa. (Tim)
Tinggalkan Balasan