
Bantaeng, Katasulsel.com – Ketegangan melanda Kabupaten Bantaeng setelah insiden penyerangan menggunakan panah busur melukai Asral bin Hayyung (21).
Peristiwa ini melibatkan dua tersangka, Ridwan alias Rido (19) dan Bakri bin Baco (38), yang kini menempuh jalur Restorative Justice (RJ) sebagai upaya penyelesaian kasus.
Insiden bermula dari perselisihan antar kelompok yang memuncak hingga Ridwan melepaskan anak panah yang justru mengenai tangan korban.


Luka serius akibat panah tersebut memaksa korban menjalani operasi dengan biaya mencapai Rp 13 juta.
“Kejadian ini menjadi peringatan bagi kita semua. Konflik semacam ini seharusnya tidak terjadi, terutama karena melibatkan generasi muda,” ujar Teuku Rahman, Wakajati Sulsel, saat mengungkapkan kasus ini dalam ekspose RJ di Kejati Sulsel.

Bakri, yang berperan sebagai pembonceng Ridwan, juga ditetapkan sebagai tersangka. Namun, kedua tersangka tidak dijebloskan ke penjara setelah korban dan keluarga memutuskan untuk memaafkan.
“RJ menjadi solusi terbaik untuk memulihkan harmoni di masyarakat, terutama karena kedua tersangka bukan residivis,” jelas Kajati Sulsel, Agus Salim.
Tinggalkan Balasan