
Kisah ini sampai di meja Kejaksaan Negeri Kepulauan Selayar, menghadirkan dilema antara keadilan dan kemanusiaan.
Abdul Kadir, seorang pria yang hanya ingin menafkahi anak-anaknya, bukan seorang residivis. Kesalahan ini yang pertama, dan mungkin juga yang terakhir. RAP, meski sempat menjadi korban, memilih jalan yang tidak semua orang mampu: memaafkan.
Di Aula Lantai 2 Kejati Sulsel, Selasa, 18 Februari 2025, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Agus Salim, menggelar ekspose perkara yang diajukan oleh Kejari Kepulauan Selayar.


Permohonan Keadilan Restoratif (Restorative Justice/RJ) diajukan, bukan karena hukum bisa dinegosiasi, tetapi karena keadilan sejati kadang lebih dari sekadar hukuman.
Tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana dan bukan seorang residivis.

Korban dan tersangka sepakat berdamai tanpa syarat.
Mereka pernah menikah (nikah siri) dan memiliki dua anak.
Korban telah memaafkan dan menandatangani Berita Acara Perdamaian.
Bersambung…
Tinggalkan Balasan