
Sidrap, Katasulsel.com – Subuh itu, gelap tak hanya menyelimuti langit Poka Mario, Kecamatan Kulo, tetapi juga hati mereka yang kehilangan.
Api yang melahap rumah-rumah warga meninggalkan jejak luka dan abu yang tak mudah terhapus.
Salah satu korban adalah seorang peserta didik dari UPT SD Negeri 3 Rijang Panua. Di tengah reruntuhan, harapan seolah bersembunyi di balik asap yang perlahan memudar.


Namun, seperti fajar yang selalu datang setelah malam tergelap, cahaya kecil mulai menyapa.
Komunitas Guru Penggerak Sidrap, dengan langkah sigap dan hati penuh empati, hadir membawa bantuan.

Dipimpin oleh Koordinator Guru Penggerak, Erwin Nurjiono, S.Pd., M.Pd., mereka tak hanya membawa kebutuhan pokok dan perlengkapan sekolah, tetapi juga pelukan moral yang hangat bagi keluarga terdampak.
“Musibah ini seperti badai yang menguji kekuatan kita. Tapi badai pasti berlalu. Kami ingin menunjukkan bahwa mereka tidak sendiri,” ujar Erwin dengan nada penuh ketulusan saat menyerahkan bantuan, Sabtu, 14 Februari 2025.
Dalam setiap kata dan gerakannya, ada pesan: bahwa kehilangan tak harus dilalui sendirian.
Bantuan itu mungkin tak mampu mengembalikan apa yang hilang, tetapi seperti setetes embun di musim kemarau, ia memberikan kelegaan kecil di tengah duka.
Komunitas ini membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya soal kelas dan buku, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan yang hidup dalam tindakan nyata.
Aksi ini menjadi pengingat bahwa di tengah abu kehancuran, selalu ada tangan-tangan yang siap membangun kembali.
Seperti benih yang tumbuh dari tanah hangus, semangat gotong royong ini diharapkan terus mekar dan menginspirasi banyak pihak untuk berbagi kebaikan.
Poka Mario mungkin masih berduka, tetapi dengan solidaritas seperti ini, mereka tahu bahwa harapan belum padam.(*)
Tinggalkan Balasan