Example 200x200

Jakarta, kataulsel.com – Old Trafford, malam itu, seakan mendung. Suara sorak-sorai pendukung tuan rumah berangsur redup saat Yankuba Minteh membuka pesta Brighton di menit ke-5.

Seperti terjebak dalam jaring laba-laba, Manchester United tak berdaya menahan serangan. Umpan panjang dari belakang, bagaikan sambaran petir, memudarkan harapan Setan Merah sejak awal.

Namun, harapan itu tak sepenuhnya sirna. Di menit ke-23, Bruno Fernandes hadir bagaikan sinar mentari yang menyelinap di balik awan.

banner 500x600 banner 400x500

Penalti menghidupkan kembali semangat, mengantarkan gol penyama. Namun, euforia itu hanya bertahan sejenak.

Di babak kedua, Brighton kembali melancarkan serangan. Gol Joao Pedro terhapus oleh VAR, seperti angin yang membawa pergi harapan.

banner 400x500

Namun, The Seagulls tak butuh waktu lama untuk membuktikan kekuatan mereka. Minteh dan Mitoma kembali bekerja sama, dan pada menit ke-60, Brighton unggul 2-1.

Manchester United berusaha menggenggam kembali kendali, tetapi blunder kiper Andre Onana justru memudahkan Georginio Rutter memperlebar jarak menjadi 3-1.

Seakan terseret arus, tuan rumah terpuruk lebih dalam. Kekalahan ini, yang ke-10 dari 22 laga Premier League, menciptakan gejolak di klasemen, menempatkan mereka di peringkat 13 dengan hanya 26 poin—10 poin di atas zona degradasi.

Sekarang, fokus Setan Merah beralih ke Liga Europa. Di tengah gelombang kekecewaan ini, mereka harus bersiap menghadapi Fulham.

Sementara Brighton, yang berlayar dengan angin segar, akan menjumpai Everton di pelabuhan berikutnya.

Manchester United, dengan harapan yang memudar, tetap harus berjuang. Apakah mereka bisa kembali bangkit, atau akan terjebak dalam siklus yang menyakitkan? Waktu yang akan menjawab. (*)