
Jakarta, Katasulsel.com – Suasana penuh semangat dan kebanggaan budaya menyelimuti kawasan bersejarah Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (2/2), saat delapan perguruan pencak silat dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul dalam sebuah latihan gabungan. Acara ini tidak sekadar menjadi ajang unjuk kebolehan para pesilat, tetapi juga menegaskan komitmen kuat untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur Indonesia: pencak silat.
Para pesilat menampilkan beragam jurus khas dari masing-masing aliran, diiringi oleh tabuhan gendang rampak yang menggetarkan jiwa, khas seni bela diri Jawa Barat. Irama gendang yang mengalun ritmis berpadu harmonis dengan gerakan penuh filosofi para pesilat, menciptakan pertunjukan yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menggetarkan hati penonton.
Pencak silat bukan sekadar teknik bela diri. Ia adalah cerminan jati diri bangsa Indonesia, sebuah seni yang mengajarkan nilai-nilai luhur lebih dari sekadar pertarungan fisik. Setiap gerakan memiliki makna filosofis yang dalam, melambangkan keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual.


Bagi masyarakat Indonesia, pencak silat menanamkan nilai-nilai seperti sikap hormat, disiplin, kebijaksanaan, dan semangat persaudaraan. Di tengah arus globalisasi yang membawa banyak pengaruh asing, pencak silat tetap berdiri kokoh sebagai simbol budaya yang tidak lekang oleh waktu.
Ketua Umum Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKDH), Ir. H. Fadillah, didampingi Ketua Harian Aripudin, hadir langsung dalam acara tersebut sebagai bentuk dukungan penuh terhadap pelestarian pencak silat. Dalam sambutannya, Fadillah menegaskan bahwa pencak silat bukan hanya milik para pesilat, tetapi juga bagian dari identitas budaya bangsa yang harus dijaga bersama.

“Pencak silat bukan sekadar olahraga, tetapi warisan budaya yang mencerminkan karakter bangsa. Tradisi ini harus terus dilestarikan, dan untuk itu diperlukan dukungan nyata dari pemerintah pusat,” tegas Fadillah.
Ia menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam memberikan dukungan strategis, mulai dari pengadaan fasilitas latihan yang memadai, peningkatan kualitas pelatih, hingga pendanaan untuk pengembangan pencak silat di tingkat nasional dan internasional.
Meski pencak silat telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 2019, Fadillah menilai bahwa dukungan pemerintah masih minim dan kurang serius dalam membangun pencak silat sebagai seni tradisi yang memiliki nilai prestasi.
“Kita melihat wadah yang dibangun pemerintah kurang serius dan tidak profesional dalam mengembangkan seni tradisi. Padahal, pencak silat berawal dari seni tradisi sebelum akhirnya berkembang menjadi olahraga yang dipertandingkan,” ungkap Fadillah.
Ia menekankan bahwa seni tradisi harus diberikan tempat yang layak agar mampu menjadi bagian dari prestasi nasional. Sayangnya, saat ini fokus pemerintah lebih banyak tertuju pada sisi kompetisi, sementara akar budaya pencak silat justru diabaikan.
Kondisi inilah yang mendorong perguruan-perguruan silat untuk mengambil langkah nyata dalam mengangkat kembali nilai-nilai tradisi pencak silat. Mereka berkomitmen untuk menyampaikan aspirasi ini kepada pemerintah agar tradisi dan prestasi bisa berjalan beriringan.
“Kami ingin pemerintah tidak hanya fokus pada pencak silat sebagai olahraga prestasi, tetapi juga memperhatikan seni tradisinya. Ini adalah warisan leluhur yang tidak boleh hilang,” tambah Fadillah.
Latihan gabungan ini tidak hanya menjadi ajang pamer kemampuan, tetapi juga berfungsi sebagai wadah memperkuat persatuan dan silaturahmi antarperguruan pencak silat. Pesilat dari berbagai daerah dan latar belakang berkumpul, berbagi pengalaman, dan saling belajar, menciptakan jembatan persaudaraan di atas perbedaan.
Dengan dukungan dari pemerintah pusat, semangat para pesilat, dan peran aktif masyarakat, pencak silat diharapkan terus berkembang, bukan hanya sebagai seni bela diri, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan Indonesia di mata dunia.
Pencak silat bukan sekadar warisan masa lalu. Ia adalah roh budaya Indonesia yang hidup, tumbuh, dan akan terus menginspirasi generasi demi generasi di masa depan.
Reporter: Wahyu Widodo
Wawancara: Ketua Umum Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKDH), Ir. H. Fadillah
Tinggalkan Balasan