Example 200x200

Nasi goreng Megawati, lebih dari sekadar hidangan—ia menyatukan perbedaan di meja politik.

Laporan: Edy Basri (Pemred Katasulsel.com)

“Katanya nasi goreng saya enak… katanya.” Megawati Soekarnoputri tertawa kecil saat mengingat momen yang pernah mencairkan tensi politik negeri ini.

banner 500x600 banner 400x500

Di Teuku Umar, rumahnya yang legendaris, hidangan sederhana itu pernah menjadi saksi pertemuan dua rival besar.

Adalah Prabowo Subianto yang kala itu, pasca-Pilpres 2019, berkunjung.

banner 400x500

Persaingan yang panas berubah menjadi percakapan hangat di meja makan. Bumbu rempah, telur, dan nasi berpadu dalam sebuah simbol: rekonsiliasi.

Megawati memang punya cara unik. Nasi goreng, lebih dari sekadar makanan, menjadi alat diplomasi yang lembut.

Bukan sekadar gastrodiplomacy, tapi juga strategi membangun jembatan.

Kawan katasulsel…, Gastrodiplomacy ini, adalah bentuk diplomasi yang memanfaatkan makanan sebagai alat untuk menjalin hubungan, membangun pemahaman lintas budaya, dan mempererat hubungan antarnegara atau kelompok masyarakat.

Di Thailand, konsep gastrodiplomacy ini lebih populer melalui program “Global Thai” untuk meningkatkan citra negara.

Sedang di Korea Selatan menggunakan gelombang budaya Korea (Hallyu), termasuk makanan seperti kimchi dan bulgogi, untuk memperkenalkan budaya mereka secara global.

Nah. Balik lagi ke negara kita (Kisah pemimpin).

“Makan dulu, baru bicara,” prinsip sederhana ini kerap ia terapkan Megawati, bahkan kepada Gus Dur.

“Kalau lagi berantem sama Gus Dur, nanti beliau telepon. ‘Mbak, bikin nasi goreng ya. Saya sudah di depan pintu.’ Dan selesai sudah ributnya,” kenang Megawati dengan senyum.

Tak hanya Gus Dur dan Prabowo, nasi goreng juga pernah hadir di pertemuan Megawati dengan tokoh-tokoh lain, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono.

Rupanya, di meja makan, sekat-sekat politik lebih mudah dilunturkan.

Di tengah pusaran politik 2024, nasi goreng Megawati kembali menjadi perbincangan.

Prabowo kini bersanding dengan Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Jokowi, rival PDIP.

Hubungan Jokowi dan Megawati merenggang, namun Prabowo masih mengenang masakan sang Ketua Umum.

Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra, memberi sinyal. “Pak Prabowo selalu cerita, nasi goreng Ibu Megawati itu luar biasa. Saya harap pertemuan mereka bisa segera terwujud.”

Jika pertemuan itu terjadi, apakah sekadar nostalgia atau langkah strategis? Analis politik melihat peluang besar.

Koalisi yang menguasai 100 persen parlemen ada di depan mata, meski dinamika internal PDIP dan hubungan Megawati-Jokowi tetap menjadi tantangan.

“Bisa saja nasi goreng menjadi awal langkah besar,” kata seorang pengamat politik, di Makassar, Sulawesi Selatan.

Bersambung ke hal 2…