
Perdamaian telah tercapai. Korban dan tersangka sudah bersepakat, masyarakat pun menyambut baik.
Agus Salim menimbang semua aspek. Syariat hukum dan nurani bertemu di satu titik. Lex talionis—hukum balas setimpal—tidak selalu jadi solusi. Maka, ia mengetuk palu keadilan restoratif.
“Kita sudah melihat testimoni korban, tersangka, dan keluarga. Semua memenuhi ketentuan Perja 15 Tahun 2020. Korban telah memaafkan. Atas nama pimpinan, RJ disetujui,” tegasnya.


Setelah RJ disetujui, Kejari Maros diminta segera merampungkan administrasi dan membebaskan Hamzah. Tak hanya itu, Jaksa Fasilitator turut memberi bantuan bagi keluarga tersangka. Hukum memang harus tegak, tapi keadilan juga harus punya hati.
Hari itu, di Aula Kejati Sulsel, hukum tidak hanya berbicara tentang hukuman. Ia memberi ruang untuk kesempatan kedua.(*)

Tinggalkan Balasan