Example 200x200

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan Sidrap, ada sebuah kisah heroik yang layak diangkat ke permukaan. Bukan tentang aksi laga ala film Hollywood, melainkan perjuangan nyata melawan musuh yang tak kasat mata: narkoba.

Oleh: Edy Basri

KAPOLRES Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong., S.H.,S.I.K.,M.H bersama timnya di Satuan narkoba (Satnarkoba), telah menorehkan sejarah baru. Kapolda Sulsel Irjen Pol Widiayawan, salah satu saksinya.

banner 500x600 banner 400x500

Mereka bukan hanya menyita barang haram, tetapi juga menyelamatkan masa depan 27 ribu anak muda dari jeratan kelam narkotika.

Bayangkan ini: 4.200 butir ekstasi dan 4,6 kilogram sabu-sabu. Di balik angka-angka itu, tersimpan potensi kehancuran yang masif.

banner 400x500

Bro, mari kita pecah angka ini sama-sama. Satu butir ekstasi bisa mengubah hidup satu pemuda menjadi mimpi buruk.

Sementara 1 gram sabu-sabu, kecil dan nyaris tak terlihat, cukup untuk meracuni lima orang sekaligus.

Jika dihitung-hitung, 4,6 kilogram sabu setara dengan 23 ribu jiwa yang terancam. Tambahkan itu dengan pengguna ekstasi, maka totalnya mencapai 27 ribu anak muda yang nyaris terjerumus ke jurang kehancuran.

Namun, takdir berkata lain. Berkat kerja keras Satnarkoba Polres Sidrap, barang-barang ini tak pernah sampai ke tangan-tangan yang salah.

Operasi yang baru saja mengangkat citra Polres Sidrap ini, bukan sekadar rutinitas Fantry dan anak-anak buahnya, melainkan sebuah perang sunyi melawan mafia narkoba yang terus mengintai generasi muda.

Kerennya lagi. Sabu siap edar sebanyak 4,6 kg tersebut, diungkap Satnarkoba Polres Sidrap di Pinrang. Artinya, bukan di Sidrap, sebagaimana stigma buruk yang selama ini diberikan untuk Bumi Nene Mallomo.

Namun demikian, kita perlu ingat. Meski di Pinrang diungkap, bukan berarti barang-barang haran itu tidak akan masuk ke Sidrap. Bisa jadi, bahkan sangat mungkin terjadi.

Dalam konferensi pers yang digelar di Mako Polres Sidrap pada Rabu, 19 Februari 2025, Kapolda Sulsel Irjen Pol Widiayawan memimpin jalannya pengungkapan kasus ini.

Wajah-wajah tegas para aparat yang terlibat seolah berbicara tanpa kata-kata: mereka telah berjuang mati-matian untuk memastikan masa depan Sidrap tetap cerah.

Namun, mari kita renungkan sejenak. Ini bukan hanya tentang angka-angka atau barang bukti yang berhasil diamankan. Ini tentang harapan.

Tentang 27 ribu anak muda yang kini punya kesempatan untuk bermimpi lagi, untuk tumbuh tanpa bayang-bayang gelap narkoba.

Kapolres Fantry dan timnya adalah pahlawan tanpa jubah. Mereka tak butuh sorotan kamera atau tepuk tangan meriah. Mereka hanya ingin satu hal: Sidrap bebas dari narkoba. Dan hari ini, mereka telah membuktikan bahwa harapan itu masih ada.

Mereka adalah penjaga malam yang memastikan fajar tetap tiba. Di tangan mereka, masa depan Sidrap bukan hanya sekadar mimpi, tetapi sebuah janji yang terus diperjuangkan.(*)