Example 200x200

Magelang, Katasulsel.com – Ada yang berbeda di perjalanan para kepala daerah baru kali ini. Setelah resmi dikukuhkan di Istana Negara, mereka tak langsung kembali ke daerah masing-masing.

Sebaliknya, mereka digiring ke Akademi Militer (Akmil) Magelang untuk sebuah “retreat” yang konon akan menggembleng kepemimpinan mereka dalam atmosfer militer.

Bupati Soppeng, H. Suwardi Haseng, adalah salah satu di antara mereka. Foto yang dikirimnya memperlihatkan ia tengah duduk di dalam bus militer, berbaju loreng Komponen Cadangan (Komcad).

banner 500x600 banner 400x500

Di sampingnya, ada Walikota Banjarmasin, HM Yamin HR. Dalam pesan singkatnya, Suwardi mengabarkan, “Baru diangkut ke lokasi kegiatan dari barak.”

Sebelum tiba di Akmil, rombongan kepala daerah ini lebih dulu dikumpulkan di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) IV/Diponegoro, Semarang.

banner 400x500

Dari sana, perjalanan menuju Akmil di Magelang hanya sekitar lima kilometer, tapi nuansanya jelas berbeda. Dari suasana formal peresmian di istana, kini mereka harus bersiap untuk serangkaian kegiatan yang jauh dari kemewahan.

Tak ada meja panjang dengan hidangan mewah. Dalam foto lain yang dikirim Suwardi, tampak para kepala daerah duduk bersantap siang dengan menu sederhana: nasi dos.

Di sebelahnya, Bupati Wajo, Andi Rosman, juga tengah menikmati hidangan ala tentara itu. Sebuah pemandangan yang kontras dari citra glamor yang sering melekat pada pejabat.

Retreat ini dirancang untuk berlangsung selama sepekan, mulai 21 Februari hingga 28 Februari 2025. Meski disebut sebagai “retreat,” ini jelas bukan liburan santai. Kata itu mungkin terdengar seperti jeda, tapi dalam konteks ini, lebih tepat disebut sebagai pemanasan sebelum benar-benar masuk ke medan tugas.

Bagi seorang Suwardi Haseng, pengusaha sukses di bidang migas yang kini memimpin Soppeng, pengalaman ini tentu menjadi tantangan baru. Dari bisnis ke birokrasi, dari ruang perundingan ke lapangan militer.

Seperti minyak mentah yang harus disuling sebelum menjadi bahan bakar berkualitas, kepala daerah yang baru dilantik ini pun harus melalui proses serupa—agar tak sekadar menjabat, tapi juga siap mengemban amanah dengan lebih tangguh.

Apakah retreat ini hanya sebatas seremoni atau benar-benar akan membentuk karakter kepemimpinan mereka? Waktu yang akan menjawab. Sementara itu, di Magelang, mereka bersiap. Dari barak, dari loreng Komcad, dan dari nasi dos, perjalanan kepemimpinan baru dimulai.(*)