Jakarta Masyarakat Pertanian Organik Indonesia atau Maporina menggelar Kongres V di Gedung Perpustakaan Nasional, Jl Medan Merdeka Selatan, 18 November 2021

Salah satu rekomendasi penting yang dihasilkan dari Kongkres V Maporina di Jakarta tersebut adalah perlunya pemerintah mengembangkan industri pupuk organik.

Disela-sela kongkres, Wakil Ketua Umum Maporina, Subandriyo menyampaikan pentingnya pemerintah, mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga pusat untuk mendorong pengembangan industri pupuk organik

Menurut Subandriyo, pertanian organik sangat elegan dan menjadi solusi dalam upaya memulihkan kerusakan tanah akibat penurunan kualitas tanah akibat penggunaan pupuk non organik yang dewasa ini ‘me-ninabobokan’ petani

Lebih jauh Subandriyo yang juga Sekretaris MPTK KAHMI itu menyampaikan, penurunan kualitas tanah akibat penggunaan pupuk non organik, lambat laun akan mempengaruhi produktivitas hasil pertanian.

“Nah, ini yang perlu digarisbahi oleh pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, perlu ada antisipasi dari sekarang dengan cara pemerintah harus terlibat mengembangkan industri pupuk organik di tanah air,” pinta Subandriyo.

Hemat mantan Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Sekjen MN KAHMI) itu, pemerintah harus memberikan perhatian yang lebih untuk pengembangan pertanian organik itu

Dalam konteks kebijakan, kritik Subandriyo, masih terjadi ketimpangan pemerintah dalam memberikan subsidi antara pertanian organik dan an-organik.

“Kita tahu bersama, pemerintah memberikan subsidi untuk pupuk non organik sebesar Rp30 triliun setiap tahun. Sedangkan subsidi pupuk organik sangat minim” protes Subandriyo.

Saat ini dan ke depan, tegas Subandriyo, Maporina akan terus mendesak pemerintah dalam membantu pengembangan industri pupuk organik di seluruh Indonesia

Menurutnya, industri kompos rakyat berbasis kawasan dan kelompok pengguna harus ditingkatkan. Pemerintah harus membantu pembangunan rumah kompos untuk petani, termasuk memberikan bantuan usaha untuk pelaku peternakan.

Selain itu, sambung Subandryo lagi, pemerintah juga harus melakukan relokasi dana untuk subsidi pupuk yang selama ini lebih dimonopoli untuk pengembangan pupuk non organik.

“Itu bisa saja dilakukan oleh peemrintah. Jadi, nantinya dana subsidi pupuk non organik yang besar itu, bisa dialihkan untuk bantuan pembangunan industri pupuk organik. Selain itu dana bisa juga dialihkan untuk bantuan pembangunan ternak berbasis kelompok pengguna,” terang Subandriyo

Subandryo juga menyinggung bahwa Kongres Maporina ke V tahun 2021 menjadi ajang konsolidasi pecinta pertanian organik.

Dalam Kongres Maporina nanti dibahas berbagai agenda seperti Laporan Pertanggung Jawaban Ketua Umum (LPJ Ketum), Pemilihan Ketum Baru, Rekomendasi, dan Pembahasan Program Kerja.

Sementara itu, Ketua Panitia Kongres ke V Maporina, Hendriyanto mengatakan, Maporina menyelenggarakan kongres ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat.

Hal itu ia ungkapkan dalam rangka membatasi penyebaran virus Corona di tanah air.

Dalam Kongres Maporina kali ini, mengambil tema yang disesuaikan dengan kondisi pandemi. Tema Kongres ” Gaya Hidup Organik, untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Terhadap Covid 19″.

Untuk Itu Hendriyanto Mengharapkan kerjasama seluruh peserta kongres yang jumlahnya juga dibatasi dan sudah divaksin semua. “Selamat Berkongres. Tetap Jaga Protokol Kesehatan,’ tutup Hendriyanto.

(***)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com