banner 650x65

Katasulsel.com – Kasus kematian mahasiswi inisial NA (21), di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, kini didalami polisi. Untuk statusnya sendiri telah ditingkatkan dari tahap penyelidikan ke penyidikan.

Sekadar diketahui, NA ditemukan tak sadarkan diri di kosannya di BTN Taman Palem, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, pada Kamis (27/7/2023) pukul 21.00 Wita.

Sebelum meninggal dunia, NA kepada salah seorang temannya merasa tidak enak badan. Korban meminta untuk diantarkan ke rumah sakit. Setibanya, dokter memvonis korban sudah meninggal dunia.

Kasat Reskrim Polres Parepare, AKP Deki Marizaldi mengatakan, kematian NA diduga ada kejanggalan. Namun kata dia, kasus ini sudah dinaikkan ke tahap penyidikan.

“Untuk memastikan penyebab korban meninggal dunia karena apa, harus diautopsi. Sementara belum ada kepastian dari pihak keluarga korban. Menurut pihak keluarga korban masih berembuk dengan keluarga besarnya,” katanya kepada Katasulsel.com, Selasa (1/8/2023).

Deki bilang, di dalam kosan korban pihaknya menemukan obat dan minuman berenergi, namu dia belum bisa memastikan itu penyebab kematian korban.

“Pada saat kita olah TKP ada beberapa itu minuman, namun belum bisa pastikan itu faktor penyebabnya,” ujar mantan Kasat Reskrim Polres Bulukumba itu.

Dia menampik, terkait soal aborsi dibalik kematian korban yang beredar di pemberitaan. Dia mengklaim, tak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

“Saya belum ngomong aborsi juga. Kita aja belum gelar perkara ini untuk menetapkan tersangka, itu harus digelar dulu. Untuk menampik dugaan itu kita harus autopsi dulu, memastikan (penyebab kematian korban),” ujar Deki.

Pihaknya sampai saat ini lanjut dia masih menunggu persetujuan dari keluarga korban untuk dilakukan autopsi.

“Itu akan menerangkan penyebab kematiannya apa. Diautopsi bisa terbuka semua, tidak bisa dibohongi dokter yang periksa kan,” terang Deki.

Korban dipulangkan di kediamannya di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, setelah meninggal dunia. Menurut polisi, korban sempat divisum ulang oleh pihak keluarga dan ditemukan ada kejanggalan.

banner 650x900