banner 650x65

Pada abad ke-18, dunia sastra dan jurnalistik Inggris mengalami perubahan besar dengan hadirnya Daniel Defoe, seorang penulis yang tidak hanya terkenal dengan novelnya “Robinson Crusoe,” tetapi juga dikenal sebagai salah satu wartawan pertama yang menggunakan gaya naratif dalam penulisannya.

Oleh: Edy Basri
Pemred Katasulsel.com

DEFOE lahir pada tahun 1660 di London, dan sejak usia muda, ia menunjukkan minat yang besar pada dunia tulis-menulis dan perdagangan. Ia dikenal sebagai sosok yang multi-talenta, seorang novelis, pamfletis, dan jurnalis yang memiliki pengaruh besar pada perkembangan jurnalisme modern.

Defoe memulai karir jurnalistiknya dengan menerbitkan The Review pada tahun 1704, sebuah publikasi yang dikenal dengan komentar-komentar tajam dan analisis mendalam tentang peristiwa-peristiwa terkini.

Dalam The Review, Defoe tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga memberikan pandangannya yang kritis dan sering kali kontroversial tentang isu-isu politik, sosial, dan ekonomi yang sedang hangat dibicarakan.

Gaya penulisannya yang naratif membuat pembaca merasa terlibat dan tertarik untuk terus mengikuti tulisannya.

Kemampuan Defoe dalam menggabungkan fakta dan fiksi dalam tulisannya menciptakan gaya jurnalisme yang baru dan menarik.

Ia sering menggunakan teknik naratif dalam jurnalisme, di mana ia menggambarkan peristiwa dengan cara yang mendetail dan dramatis, hampir seperti menceritakan sebuah cerita.

Teknik ini tidak hanya membuat tulisannya lebih menarik untuk dibaca, tetapi juga membantu pembaca untuk lebih memahami konteks dan implikasi dari peristiwa yang dilaporkannya.

Salah satu contoh paling terkenal dari gaya penulisan Defoe adalah novelnya “Robinson Crusoe,” yang diterbitkan pada tahun 1719.

Meskipun novel ini adalah karya fiksi, Defoe menggunakan teknik jurnalisme naratif untuk menggambarkan petualangan Robinson Crusoe dengan sangat rinci dan realistis.

Penggunaan detail yang mendalam dan deskripsi yang hidup membuat pembaca merasa seolah-olah mereka ikut merasakan setiap pengalaman yang dialami oleh Crusoe.

Teknik ini kemudian menjadi ciri khas dari gaya penulisan Defoe, baik dalam karya fiksi maupun non-fiksinya.

Selain The Review, Defoe juga menulis berbagai pamflet dan artikel yang membahas isu-isu sosial dan politik dengan gaya yang sama.

Ia tidak takut untuk menyuarakan pendapatnya dan sering kali menantang status quo, yang membuatnya menjadi sosok kontroversial pada masanya.

Namun, keberaniannya dalam menulis dan kemampuan naratifnya yang luar biasa membuatnya dihormati sebagai salah satu pelopor jurnalisme modern.

Daniel Defoe meninggal pada tahun 1731, tetapi warisannya sebagai penulis dan jurnalis tetap hidup.
Gaya naratifnya yang inovatif telah menginspirasi banyak penulis dan jurnalis setelahnya, dan karyanya tetap menjadi bacaan yang penting dalam sejarah sastra dan jurnalisme.

Melalui The Review dan karyanya yang lain, Defoe telah menunjukkan bahwa jurnalisme tidak hanya tentang melaporkan fakta, tetapi juga tentang bagaimana fakta tersebut disampaikan kepada pembaca dengan cara yang menarik dan mendalam.

Dengan demikian, mengenal Daniel Defoe adalah mengenal seorang jurnalis yang tidak hanya melaporkan peristiwa, tetapi juga menceritakan kisah-kisah yang menggugah dan mendidik.

Gaya naratifnya yang unik telah membuka jalan bagi perkembangan jurnalisme modern dan menginspirasi banyak penulis untuk menggabungkan fakta dan fiksi dalam karya-karya mereka.

Daniel Defoe adalah bukti bahwa kekuatan kata-kata dapat mengubah cara kita melihat dunia dan memahami peristiwa di sekitar kita. (*)

banner 650x650