banner 650x65

Dulu, jurnalis adalah penulis pena yang bergulat dengan mesin ketik, menggali berita dari pertemuan tatap muka, dan menyusun laporan di dalam ruang redaksi yang berdebu.

Oleh: Edy Basri, S.H., (Pemred Katasulsel.com)

MEREKA, bisa juga disebut penjaga gerbang informasi yang mengandalkan intuisi dan keterampilan menulis yang tajam untuk menggali kebenaran.

Namun, di era digital ini, wajah jurnalis telah berubah drastis, mengadaptasi diri dalam ekosistem media yang kian kompleks dan terhubung.

Jurnalis masa kini hidup di tengah revolusi teknologi yang menyapu hampir setiap aspek kehidupan.

Ketika berita dapat diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi dalam hitungan detik melalui perangkat mobile, tugas seorang jurnalis kini melampaui sekadar menulis berita.

Mereka menjadi pemangku kepentingan dalam ekosistem media digital yang berlapis dan berfungsi sebagai penghubung antara audiens dan informasi yang sahih.

Pergeseran dari cetak ke digital telah memperkenalkan tantangan baru dalam profesi ini.

Dengan munculnya media sosial dan platform berita online, jurnalis dihadapkan pada kecepatan yang tidak tertandingi.

Mereka harus mampu mengumpulkan dan menyebarkan informasi dalam waktu singkat, sering kali sambil menavigasi gelombang besar dari disinformasi dan berita palsu.

Sumber berita kini bisa berupa tweet yang menggelegar atau video viral, dan peran jurnalis adalah memastikan bahwa apa yang dikonsumsi publik adalah berita yang akurat dan dapat dipercaya.

Lebih dari sekadar menulis, jurnalis modern kini harus mahir dalam berbagai keterampilan.

Mereka harus menguasai teknik multimedia, seperti pembuatan video dan pengeditan audio, serta memahami algoritma yang menentukan bagaimana berita mereka akan muncul di feeds audiens.

Dalam era yang serba cepat ini, kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi terbaru bukan hanya keuntungan, tetapi menjadi kebutuhan utama.

Di masa lalu, jurnalis seringkali berfokus pada pelaporan berita yang bersifat hard news—berita yang menekankan fakta dan kejadian terbaru.

Namun, hari ini, jurnalis juga harus menguasai soft news, mendalam ke dalam narasi yang lebih kompleks dan analitis.

Meliput berita tidak hanya tentang mengumpulkan informasi, tetapi juga tentang menyajikan cerita yang relevan dengan konteks sosial, budaya, dan politik saat ini.

Jurnalis juga semakin berperan sebagai fasilitator diskusi publik.

Mereka memanfaatkan platform mereka untuk memfasilitasi dialog antara berbagai pemangku kepentingan dan audiens.

Ini mengharuskan mereka untuk lebih proaktif dalam berinteraksi dengan masyarakat, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan memastikan bahwa berita yang disajikan dapat memperkaya pemahaman publik terhadap isu-isu penting.

Menghadapi arus informasi yang begitu deras, etika jurnalisme menjadi hal yang sangat krusial.

Di tengah arus berita palsu dan clickbait yang kian mengancam, jurnalis harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip jurnalisme yang kredibel: akurasi, keseimbangan, dan tanggung jawab.

Ini adalah tantangan besar di era di mana setiap orang bisa menjadi penyebar informasi.

Menjaga integritas dan kepercayaan publik adalah misi utama, dan tidak ada ruang untuk kompromi dalam hal ini.

Kembali lagi, jurnalis saat ini bukanlah jurnalis yang dulu. Yukemo Koto, rekan sekerja saya dulu Koran Harian Fajar Makassar, memberi istilah Not the Journalists of the Past….

Mereka tidak lagi hanya pengumpul berita; mereka adalah pencerita yang menggabungkan keahlian teknis dengan sensitivitas sosial, mampu bergerak lincah di dunia digital yang terus berkembang.

Dengan tantangan yang semakin kompleks, mereka tetap menjadi penjaga kebenaran, penyeimbang kekuatan, dan pemandu dalam lautan informasi.

Di tengah dinamika ini, satu hal tetap sama: komitmen untuk menyajikan berita yang akurat dan berarti bagi publik.

Sebagai seorang jurnalis senior dan Pemimpin Redaksi Katasulsel.com, saya menyaksikan perubahan ini dengan penuh kekaguman dan tanggung jawab.

Masa depan jurnalisme adalah masa depan yang penuh tantangan sekaligus peluang, dan kita, sebagai jurnalis, harus terus beradaptasi untuk memenuhi tugas mulia ini.(*)

banner 650x650