Program ‘JB’ (Jumat Berkah) Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Sidrap, berlanjut. Kali ini, berlangsung di Wilayah Timur Sidrap. Seperti apa?
Laporan: Edy Basri (Pemred Katasulsel.com)
Di BAWAH langit yang mendung dan cuaca yang dingin, Jumat sore, (6/9), di Desa Mojong dan Desa Talumae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidrap, tampak seperti hari yang penuh harapan.
Namun, di tengah suasana hangat dari kegiatan “JB” yang digagas oleh Satuan Reskrim Polres Sidrap itu, terdapat kisah pilu yang mengundang rasa iba yang mendalam.
Kegiatan sosial yang dipimpin oleh AKP Agung Rama Setiawan, S.I.K., M.Si, ini bertujuan untuk membantu 25 Kepala Keluarga (KK) prasejahtera dengan pembagian sembako.
Di antara penerima bantuan, ada sebuah kisah menyentuh yang menggambarkan, betapa kerasnya kehidupan seorang nenek lumpuh dan buta yang tinggal bersama putrinya di sebuah rumah panggung tua.
Bayangkan! Sebuah rumah yang dulunya mungkin merupakan tempat penuh harapan, kini telah menjadi simbol kesedihan.
Rumah panggung milik nenek renta tersebut, telah mengalami kerusakan parah—atapnya rapuh, kayu penopangnya juga sudah lapuk.
Tak ingin tertimpa bagian atas rumahnya. Sang nenek dan putrinya kini tinggal di kolong rumah yang hanya ditutupi seng usang, untuk melindungi diri dari dinginnya malam.
Nenek yang malang ini, dengan kondisi fisik yang memprihatinkan, tak mampu bergerak dan melihat.
Hanya dengan hati yang penuh kepasrahan, ia mengandalkan putrinya yang juga menghadapi tantangan berat.
Rumah yang mereka tempati sekarang lebih mirip seperti tempat perlindungan sementara, sangat jauh dari kata layak huni.
Kisah ini bukan hanya mengisahkan penderitaan mereka, tetapi juga menyoroti ketidakberdayaan dan keputusasaan yang harus dihadapi setiap hari.
Melihat mereka berdiri di tengah puing-puing harapan, masyarakat setempat merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu lebih dari sekadar memberikan bantuan sembako.
Dalam keheningan malam, saat mata tertutup dan tubuh terbungkus rapat dalam pelukan dingin, satu pertanyaan menyelinap dalam pikiran: Bisakah ada lebih banyak lagi yang dilakukan untuk nenek dan putrinya ini?
Akankah kisah mereka menjadi pemicu untuk perubahan nyata, bukan hanya sekadar mengisi kekosongan hati kita?
Program JB Reskrim Polres Sidrap kali ini, tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga membuka mata kita akan realita yang lebih gelap dari kehidupan.
Semoga hari-hari ke depan membawa secercah harapan dan perubahan yang berarti bagi mereka yang membutuhkan. Terima kasih Pak Polisi, Terima kasih Polres Sidrap, Terima Kasih Reskrim.! (edybasri)
Ikuti berita-berita menarik kami lainnya di katasulsel.com melalui saluran Whatsapp dengan mengklik tautan ini
Tinggalkan Balasan