banner 600x50

Sidrap, katasulsel.com – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sidrap, H. Mashur dan H. Nasiyanto (HAMAS NA), semakin menunjukkan kekuatan politik mereka setelah resmi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidrap sebagai salah satu paslon dalam Pilkada 2024.

Di balik penetapan tersebut, dukungan masyarakat kian deras mengalir. Salah satu bentuk apresiasi datang dari warga yang menyumbangkan dua ekor sapi yang akan disembelih di Posko Pemenangan HAMAS NA di Jl Poros Soppeng, Pangkajene, Sabtu, 22 September 2024.

Dalam momen syukuran tersebut, suasana politik di Sidrap semakin memanas. Tindakan HAMAS NA yang memanfaatkan kebersamaan dengan pendukung lewat acara makan bersama ini bukan sekadar bentuk rasa terima kasih, melainkan langkah strategis dalam memperkuat basis massa.

Istilah politik identitas yang kerap digunakan dalam kampanye semakin mengemuka, di mana HAMAS NA tampak cermat merangkul berbagai elemen masyarakat.

“Kami bersyukur atas penetapan ini, ini adalah langkah pertama menuju kemenangan yang diridhoi,” ungkap H. Mashur. Ucapannya mencerminkan politik simbolik, di mana kebersamaan dan ritual keagamaan digunakan sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada konstituen.

Di sisi lain, HAMAS NA tampaknya tak ingin terjebak dalam politik citra yang hanya berfokus pada nomor urut paslon. “Nomor urut berapa pun tidak masalah, yang penting adalah visi dan misi kami untuk kemajuan Sidrap,” tegas H. Nasiyanto.

banner 250x250

Ini memperlihatkan HAMAS NA lebih mengutamakan politik substantif, dengan fokus pada agenda perubahan nyata ketimbang formalitas kampanye.

Dukungan warga berupa sapi yang akan disembelih di posko pemenangan juga bisa dianggap sebagai bentuk politik patronase. Di mana timbal balik antara pemimpin dan warga pendukung dalam bentuk materi atau simbolis menjadi bagian dari dinamika politik lokal.

Sebagai calon pemimpin yang kini berada di titik strategis Pilkada Sidrap, HAMAS NA tampaknya telah mempersiapkan taktik yang matang.

Dengan momentum penetapan ini, ditambah dukungan luas dari masyarakat, mereka memasuki tahap baru dalam realpolitik, di mana keseimbangan antara harapan publik dan manuver politik internal akan menentukan langkah mereka ke depan.(*)