Di bawah langit Bali yang cerah, 151 keluarga peternak ayam dari Sidrap tak hanya mengepak sayap menuju pulau impian, tetapi juga merajut kembali ikatan yang telah lama terjalin. Ini bukan sekadar wisata—ini adalah perayaan jiwa dan mimpi.
Laporan: Edy Basri
HARI itu, bandara Denpasar menjadi saksi ratusan wajah penuh harap dan semangat, saat kaki mereka menjejak tanah pulau yang terkenal dengan pesonanya.
Di balik setiap langkah, ada cerita yang mengalir, ada mimpi yang dipupuk, dan ada semangat yang menyala.
Angin Bali menyambut mereka hangat, seolah pulau ini sudah lama menanti kehadiran para peternak ini. Warung Mak Jo, dengan aroma masakan Bali yang khas, menjadi perhentian pertama.
Lidah mereka dimanjakan, namun jiwa mereka terisi dengan lebih dari sekadar rasa—ini adalah perayaan. Perayaan kebersamaan, kesuksesan, dan kerja keras yang berbuah manis.
Namun, keindahan Bali tidak berhenti di sana. Saat langkah mereka sampai di Pura Uluwatu, tebing-tebing tinggi yang menjulang dramatis di atas samudra biru menciptakan pemandangan yang membuat siapa pun tertegun.
Ombak yang menerjang karang seolah melantunkan nyanyian purba, bercerita tentang kekuatan alam dan kedalaman spiritualitas yang terjaga di tempat suci ini.
Mereka berdiri di sana, sejenak merenung, menikmati tiap hembusan angin yang membawa ketenangan, sembari menyaksikan keagungan alam yang begitu nyata.
Hari pertama diakhiri di Pantai Jimbaran, di mana senja memamerkan tarian cahayanya di langit Bali.
Semburat jingga dan ungu berkelindan, menciptakan lukisan langit yang menawan. Aroma makanan laut segar yang terpanggang perlahan menyebar di udara, membangkitkan selera.
Di tengah kebersamaan ini, setiap tawa dan senyum menjadi pengikat, menegaskan bahwa kemitraan ini lebih dari sekadar bisnis. Ada rasa saling percaya, ada rasa saling menghargai, dan yang paling penting, ada rasa kebersamaan yang tak tergantikan.
H. Ahmad Appas, sang pemimpin dari PT Cahaya Mario Group, berdiri di tengah mereka dengan bangga. Baginya, perjalanan ini bukanlah liburan semata, melainkan sebuah penghormatan.
Sebuah simbol dari hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan kerja keras bersama. Di sampingnya, Armanji dari PT Cargill Indonesia turut berbicara.
Ia memahami bahwa kemitraan yang terjalin ini adalah fondasi dari masa depan yang lebih baik. Setiap momen di Bali ini adalah bukti nyata bahwa keberhasilan tidak hanya lahir dari inovasi, tetapi juga dari hubungan manusia yang tulus dan erat.
Keesokan harinya, perjalanan berlanjut ke The Blooms Garden, sebuah taman bunga yang memanjakan mata dengan warna-warni indahnya.
Di sana, di tengah harum bunga yang semerbak, para peternak menemukan ketenangan. Danau Beratan, dengan Pura Ulun Danu yang terkenal, menjadi destinasi berikutnya.
Keheningan dan keindahan yang menyelimuti tempat itu memberi mereka ruang untuk merenung, mengingatkan mereka akan kekuatan spiritual yang selalu mengiringi setiap langkah hidup.
Setelah menunaikan sholat Jumat di alam terbuka Bali yang sejuk, mereka melanjutkan perjalanan ke Joger, surga bagi para penggemar suvenir.
Tak hanya membawa pulang kenang-kenangan fisik, tetapi juga membawa pulang semangat yang lebih kuat, semangat yang tumbuh dari perjalanan ini.
Hari ketiga menghadirkan petualangan yang lebih menantang.
Jembatan Kaca di Bali menanti, memacu adrenalin para peternak yang berani menatap ke bawah, melihat pemandangan spektakuler yang terbentang di bawah kaki mereka.
Ada rasa takut yang berhasil mereka kalahkan, rasa yang sama seperti saat mereka menghadapi tantangan dalam pekerjaan sehari-hari—dan mereka berhasil melewatinya dengan penuh kemenangan.
Namun, malam itu, sebuah kejutan lain menanti mereka.
Pelayaran di atas kapal Bali Pirates menjadi penutup sempurna. Cahaya bulan yang memantul di atas ombak menciptakan suasana yang magis, sementara suara musik dan gelak tawa menggema di udara.
Di atas kapal, di bawah langit Bali yang penuh bintang, ikatan mereka semakin erat, lebih kuat dari sebelumnya.
Bali, dengan segala pesonanya, telah menjadi saksi perjalanan ini. Perjalanan 151 keluarga peternak ayam yang menjelajah pulau ini bukan sekadar wisata, tetapi sebuah simbol akan kekuatan kemitraan, rasa syukur, dan kebersamaan yang tak ternilai.
Mereka pulang dengan hati yang penuh, siap menulis babak baru dalam kisah hidup mereka—dengan semangat baru, dengan harapan yang lebih tinggi, dan dengan keyakinan bahwa masa depan akan selalu cerah jika dijalani bersama.
Di bawah langit yang sama, mereka tahu bahwa perjalanan ini hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar.(*)
Tinggalkan Balasan