banner 600x50

Soppeng, Katasulsel.com — H. Darwis dengan panggilan akrab “Bang Kumis”. Nama yang tengah melambung bak artis dari Soppeng yang tengah naik daun, akhir-akhir ini.

Bukan karena album lagunya meledak, seperti artis kebanyakan, melainkan tuduhan yang dialamatkan kepadanya telah ‘bagi-bagi’ uang dan berpihak ke pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Andi Mapparemma – Andi Adawiah (SIAP ADA).

Dia (Bang Kumis) ini, nyaris saja terseret badai besar. Tuduhan money politic melayang. Disebut-sebut, ia dengan sengaja bagi-bagi uang kepada publik di acara kampanye SIAP ADA. Tuduhannya serius. Bang Kumis nyaris celaka.

Namun, segalanya kini jelas. Gakkumdu—lembaga penegak hukum Pemilu yang mengawasi tindak pidana—telah memberi keputusan yang tegas. Bawaslu, lewat Gakkumdu, menghentikan kasus ini.

Tuduhan? Tak berdasar. Setelah diselidiki, uang yang dibagikan bukan untuk masyarakat umum. Itu diberikan kepada tim SIAP ADA sendiri. Bukan sebuah pelanggaran. Tidak ada niat mempengaruhi pilihan rakyat.

Cerita bermula dari beredarnya foto dan video. Bang Kumis terlihat memberikan sejumlah uang kepada anggota tim kampanye. Ada yang memanfaatkan momen ini.

banner 250x250

Tudingan diarahkan: “Ini politik uang!” Bak api di tengah angin, kabar menyebar, cepat sekali. Ada yang berharap Bawaslu bersikap tegas.

Namun, Bawaslu tidak terburu-buru. Mereka berhati-hati. Mengumpulkan fakta, menimbang bukti. Akhirnya, Gakkumdu memutuskan: ini bukan tindak pidana Pemilu. Kasus ditutup. Dihentikan.

Basir Tonang, Ketua Tim Strategi SIAP ADA, angkat bicara. Senin, 14 Oktober 2024, ia menyampaikan kebanggaannya.

“Keputusan ini mutlak. Tegas. Inilah keadilan. Gakkumdu telah menunjukkan bahwa mereka telah bekerja profesional, tak terpengaruh opini atau tekanan apapun,” kata Basir.

Ia benar. Pengadilan publik tak selalu adil. Ada yang berteriak, ada yang menuding. Tapi, di ujung hari, keadilan tetap menang.

Bukan karena bisikan atau tekanan, melainkan karena kebenaran. Gakkumdu sudah bekerja. Tak bisa dibantah.

Bang Kumis? Ia hanya lelaki dengan kumis tebal yang membeli bakso untuk timnya, itu biasa, bukan luar biasa. Jadi, tak lebih. Dan Pilkada Soppeng? Jalan terus. Hukum sudah bicara. Tak penting dibicarakan lagi! (*)